Bismillahirrahmanirrahim....
Ah rasanya lama sekali ingin menorekan goresan tinta kembali. Berinteraksi dengan ribuan kata yang berpetualang di kepala ini. Ingin segera kutumpahkan rasa dalam hati ini. Ingin segera kuungkapkan seluruh rasa ini.
Kembali kuberjalan mengingat masa-masa itu, masa-masa dimana aku mulai memahami apa itu arti kebersamaan. Ketika ego dalam diri tak lagi dikedepankan, ketika perbedaan bukanlah menjadi penghalang, ketika hati mulai terbuka, mulai menerima kritikan pedas dan bahkan juga cacian yang bahkan mungkin mampu menorehkan luka, tapi sekali lagi inilah proses panjang yang telah berlalu, yang memberikan makna penuh arti dalam hidupku.
Sungguh, skenario ALLAH sangatlah indah, tatkala aku bertemu dengan mereka, yang belum pernah aku kenal, kemudian ada sebuah rasa yang tersimpan, Ya dialah rasa CINTA yang ALLAH ijinkan hadir dalam hati ini, untuk mencintai mereka, saudara seperjuangan, saudara yang kukenal, yang bersatu karena sebuah ikatan suci, ikatan persaudaraan atas dasar keimanan, buah dari iman.
Ketika kurasakan, begitu beban berat dirasakan, mencari solusi dari segenap persoalan. Mereka datang menguatkan dan menopang, sekedar memberikan motivasi, sebuah kekuatan agar tak akan pernah ada kata rapuh. Sungguh aku begitu yakin bahwa ukhuwah itu tak sekedar “INDAH” namun “SANGAT INDAH”.
Bilapun ada beda-beda yang menyisakan luka, mereka yang mengajarku untuk terus bersikap lapang dada, ikhlas menerimanya, dan terus memperbaiki diri dan keadaan, melupakan rasa sakit dalam hati, mengobati lukanya hati yang tersayat. Dan bukan malah membiarkannya menganga, membiarkan luka-luka itu menjadi infeksi yang bernanah.
Dan inilah ukhuwah yang kami bina, ketika kami duduk bersama, meniadakan rasa “PALING” dalam hati-hati kami, menjauh dari sebuah kalimat “Sarankulah yang paling benar” atau “Idekulah yang paling brilian”. Sungguh, aku tak pernah menemukan itu pada mereka, karena mereka mengajarkanku untuk duduk sama rendah berdiri sama tinggi, bahwa tak boleh ada keegoan dalam diri. Karena satu tujuan kami.
Bilapun ada yang tersalah, tak pernah kutemukan mereka dengan mudah menyalahkan, atau malah menjauh menghindar, dengan halus lagi santun, dengan indah mengingatkan saudaranya dan tak pernah menyisakan sebuah kata sakit hati di dalamnya, bahkan menyisakan rasa “bahagia”. Bila ada yang tak mampu menjalankan tugas, maka yang lain akan dengan sigap membantu tanpa ada sedikitpun perintah atau memintanya lebih dulu. Karena sungguh kepekaan rasa pada saudaranya sungguh luar biasa.
Dan akupun sangat beruntung, ketika salam akan disambut dengan senyuman ramah, panggilan yang tersayang, dan pelukan istimewa. Sungguh momentum yang takkan terlupakan. Dan bila ada tetesan air mata, maka kebersamaan akan kembali terasa, akan ada empati dalam hati, dan akan ada motivasi untuk segera bangkit kembali.
Untuk sebuah keluarga yang dipertemukan karena Islam
Biarlah kata-kata ini mengalir, menghimpun kalimat-kalimat Syukur
Biarlah kata-kata ini mengalir, bercerita tentang Cinta kita bersama
Membangun sinergi, bersama melaju meaih mimpi
Tetaplah seperti sekarang dengan kebersamaan
Menjalin hubungan ukhuwah yang selalu dirindukan
Tetap lantuntan doa-doa indah kalian saudaraku
Agar keistiqomahan, keikhlasan selalu membersamai
Dan kuucapkan cinta kepadamu, kepada kalian dengan setulus hati, Ukhibbukum Fillah....
Semoga persaudaraan kita tak hanya sekedar di dunia, namun akan berlanjut dan dipertemukan di surga... Aamiin
Blitar, 17 Juli 2011
Sisvia Cahya
0 komentar:
Posting Komentar