Sabtu, 24 November 2012

Pengelolaan dan Pengembangan Produk Baru


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1     PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK BARU
                   Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi serta ilmu pengetahuannya yang berkembang dengan pesatnya, pasar telah berubah dari pasar konsumen ke pasar produsen. Yang artinya pada saat ini konsumen telah memiliki berbagai produk sejenis yang ingin dibelinya sehinga mereka bebas memilih. Hal ini juga mengakibatkan produsen sebagai penghasil barang juga berpacu, berinovasi, bersaing dalam menunjukkan produk yang terbaik, dari segi harga kualitas, kemasan yang menarik, maupun promosi yang dilakukan.
                   Dengan beralihnya pandangan pasar, dan produk sejenis juga sudah banyak yang dihasilkan produsen, maka para pelaku bisnis juga harus memikirkan bagaimana cara agar produk yang mereka hasilkan dapat diminati dan disuaki oleh konsumen. Maka para pebisnis melakukan proses pengembangan dan pengelolaan produk baru.

2.2     KATEGORI - KATEGORI PRODUK BARU
Istilah-istilah produk baru sering kali membingungkan karena didalamnya terkandung berbagai macam makna yang sangat luas.  Sebenarnya ada beberapa definisi yang benar dari istilah kata tersebut. Sebuah produk dikatakan baru bagi dunia, bagi pasar, bagi produsen atau penjual atau beberapa kombinasi dari kategori diatas. Ada enam kategori produk baru:
1.      Baru Bagi Dunia Produk
Dapat disebut sebagai inovasi yang terhenti (Discontinue Innovation). Produk ini menciptakan pasar secara keseluruhan .Telephon , televisi ,komputer danmesin faksimili adalah contoh umum dari produk yang baru dari dunia.
2.      Lini produk Baru
Produk-produk ini adalah produk yang belum pernah ditawarkan oleh perusahaan sebelumnya, disediakan untuk memasuki pasar yang sudah terbentuk.
3.      Tambahan Lini Produk yang Telah Ada
Kategori ini merupakan kategori tambahan line dari produk yang telah ada sebelumnya.

4.      Peningkatan atau Perbaikan Produk yang Telah Ada
Pada katagori ini produk yang dibuat sebelumnya telah ada ,produk yang baru diciptakan adalah perbaikan dari produk yang diciptakan sebelum produk baru ini.
5.      Memposisikan kembali Produk
Pada katagori ini ,produk yang diciptakan sudah ada,dan yang berubah hanya pemposisian produk ,segmen yang dituju ,dan pasar baru yang akan dituju
6.      Produk dengan Harga Lebih Murah
Produk yang dihasilkan sudah ada ,namun perubahan yang terjadi hanya pada harga produk yang akan dipasarkan .Dapat lebih murah atau bahkan lebih mahal dari harga sebelumnya.

2.3         PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Kotler dalam bukunya Marketing Management (2009) mengemukakan bahwa ada delapan proses pengembangan produk baru yaitu mencakup: pemunculan gagasan (idea generation), penyaringan gagasan (idea screening), pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing), pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development), analisis bisnis (business analysis), pengembangan produk (product development), pengujian pasar (market testing), dan komersialisasi (commercialization). Dalam setiap tahapan proses tersebut, manajemen akan mereview dan mengambil keputusan apakah lanjut atau menghentikan proses pengembangan produk baru tersebut.
Menurut Kotler dalam buku Marketing (1987), langkah-langkah penting dalam pengembangan produk yaitu:
1.      Pemunculan gagasan idea (idea generation)
Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.
2.      Penyaringan gagasan (idea screening)
Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.


3.      Pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing)
Suatu ide atau gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi beberapa alternatif konsep produk. Dalam hal ini, konsep produk berbeda dengan gagasan produk dan citra produk. Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi kemungkinan produk yang oleh perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar. Suatu konsep produk adalah versi terinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah konsumen yang punya arti. Sedangkan suatu citra produk (image) adalah gambaran khusus yang diperoleh dari produk nyata atau calon produk
4.      Pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development)
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini
5.      Analisis usaha (business analysis)
Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu. Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.
6.      Pengembangan produk (product development)
Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Bagian riset dan pengembangan membuat satu atau beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk agar bisa menemukan sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi dengan biaya produksi yang telah dianggarkan.


7.      Pengujian pasar (market testing)
Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasarnya.
8.      Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana.
Sedangkan menurut Kotler factor-faktor yang turut dalam menghambat pengembangan produk baru adalah:
a.       Kekurangan gagasan produk baru yang penting di area tertentu (mungkin hanya tersisa sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar).
b.      Pasar yang terbagi-bagi (persaingan ketat menyebabkan pasar terbagi-bagi). Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka pada sekmen pasar yang lebih kecil, dan hal ini berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.
c.       Kendala sosial dan pemerintah (produk baru harus memenuhi kriteria seperti keamanan dan keseimbangan lingkungan).
d.      Mahalnya proses pengembangan produk baru (suatu perusahaan umumnya harus menciptakan banyak gagasan produk baru untuk menemukan hanya satu yang layak dikembangkan).
e.       Kekurangan modal (beberapa perusahaan dengan gagasan-gagasan baik tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset)
f.       Waktu pengembangan yang lebih singkat (banyak pesaing mungkin mendapatkan gagasan yang sama pada saat yang sama, dan kemenangan sering diraih oleh yang paling gesit).
g.      Siklus produk yang lebih singkat (ketika suatu produk baru berhasil, pesaing dengan cepat menirunya)
2.4     SIKLUS HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLES)
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycles) adalah perjalanan penjualan dari suatu produk dalam masa hidupnya. siklus hidup produk merupakan suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk.
Suatu produk dinyatakan memiliki siklus hidup, didasari oleh kenyataan bahwa:
1.    Produk memiliki umur yang terbatas
2.    Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjual.
3.    Laba naik dan turun pada berbagai tahap siklus hidup produk
4.    Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup produk.

2.4.1  TAHAP-TAHAP SIKLUS HIDUP PRODUK
Siklus hidup produk memiliki 5 tahap, yaitu:
1.    Perencanaan (planning)
Tahap ini adalah tahap pada saat mana muncul gagasan tentang pembutan suatu barang atau jasa. Gagasan tersebut kemudian dipertimbangkan matang – matang dan kemudian diwujudkan dalam bentuk rancangan akhir barang dan jasa. Karena penjualan belum ada maka pada tahap ini perusahaan masih rugi dan masih mengeluarkan biaya – biaya pengembangan. Pada tahahap ini dibutuhkan modal dalam bentuk uang tunai dalam jumlah besar.

2.    Tahap Perkenalan (Introduction).
Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistance), persaingan yang masih relatif kecil, tingkat kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar), biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan untuk membangun kesadaran akan produk secara meluas dan mendorong konsumen untuk mencoba. Atau dengan kata lain adalah menciptakan primary demand (permintaan untuk produk baru). Untuk kepentingan ini produk biasanya didesain dengan model yang terbatas guna menghindari terjadinya kebingungan pada calon pembeli dan memudahkan mereka mengenal ciri produk dengan cepat.
Strategi yang umum pada tahap ini adalah mengkombinasi penetapan harga dan kegiatan promosi. Strategi ini ada empat bentuk, yaitu :
a.    Rapid Skimming Strategy
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal. Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk, konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada mereknya.
b.    Slow Skimming Strategy
Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.
c.    Rapid Penetration Strategy
Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.
d.    Slow Penetration Strategy
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan persaingan potensial sangat rendah.

3.        Tahap pertumbuhan (growth).
Bila suatu produk telah melewati tahap perkenalan dengan baik, maka selanjutnya akan memasuki tahap pertumbuhan. Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu rapid growth dan slow growth.
a.    Rapid Growth
Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk tiruan.
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru.
b.    Slow Growth
Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri.

4.        Tahap kedewasaan (maturity)
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam PLC. Hal ini disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Sebagian besar produk yang ada saat ini berada dalam tahap ini, karena itu sebagian besar strategi pemasaran ditujukan untuk produk-produk dalam tahap ini. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu produk disebut innovative maturity.
Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya. Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat pertama disebut growth maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah. Dalam tingkat kedua, stable maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan. Pada tingkat ketiga, decaying maturity, penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.
Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan, yaitu:
a.    Defensive strategy, yang bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok produk (product category) dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah berupa modifikasi bauran pemasaran untuk memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan menghilangkan kelemahan produk.
b.   Offensive strategy, yang lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik. Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet kelompok bukan pemakai (non-user), mengintensifkan penawaran produk kepada non-user, dan merebut konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi ofensif adalah modifikasi produk, yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa sehingga semakin menarik konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu produk kepada konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih banyak dan pemakaian yang lebih sering (usaha seperti ini sering disebut dengan product relaunching).


5.        Tahap kemunduran (decline)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Alternatif-alternatif tersebut di antaranya adalah :
a.    Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
b.    Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
c.    Mencari pasar baru.
d.   Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat diatasi.
e.    Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
f.     Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
g.    Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.

2.5       ORGANISASI UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Untuk mengembangkan sebuah aliran yang mantap dari suatu produk baru, suatu struktur organisasi menjadi sangatlah penting. Walaupun pada beberapa perusahaan ,manajer puncak cenderung secara pasif menerima gagasan tentang produk baru ,tidak secara aktif mengumpulkannya. Lebih jauh lagi ,para manajer sringkai kurang memperoses gagasan yang mereka terima tersebut ,dan kesempatan menentukan apakah gagasan ini dipertimbangkan sepenuhnya. Salah satu persyaratan utama untuk melahirkan gagasan baru dengan sukses memperkenalkan produk baru tersebut adalah adanya dukungan dari manajemen puncak. Sebagai tambahan , beberapa kelompok atau struktur dalam organisasi dapat memberikan fasilitas bagi pengembangn dari produk baru . Hal ini termasuk komitedan departemen produk baru ,tim gabungan, interpreneurs ,dan perencanaan paralel.

2.5.1        KOMITE PRODUK BARU
Komite produk baru adalah kelompok Ad – hoc ( khusus ) dimana anggotanya mengelola proses pengembangan produk baru. Para anggota biasanya mewakili berbagai kelompok funsional ,seperti pabrik , penelitian dan pengembangan ,keuangan serta pemasaran.

2.5.2        TIM GABUNGAN DAN INTERPRENEUR
Tim Gabungan dan Interpreneur adalah kelompok yang berorientasi pada pasar yang terdiri dari beberapa orang yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Anggota tim termasuk dari bagian pemasaran, peneliti dan pengembangan yang berfokus pada satu tujuan yang sama yaitu merencanakan keuntungan perusahaan dengan memasuki bisnis baru. Kelompok ini lebih sering digunakan untuk menangani untuk bisnis yang penting dan tugas produk yang tidak sesuai dengan organisasi yang ada ,yang menuntut lebih banyak  pada sumber keuangan dan waktu yang lebih lama untuk mendewasakan nyadibanding yang dapat diberikan unit organisasi yang ada , dan membutuhkan kreativitas yang tidak dihambat oleh organisasi yang lebih besar.

2.5.3    TIM PENGEMBANGN PRODUK SECARA SIMULTAN
Tim Pengembangn Produk secara Simultan adalah sebuah pendekatan tim baru yang berorientasi pada pengembangn produk baru. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk mempersingkat proses pengembangn dan mengurangi biaya yang terjadi. Dengan pengembangn produk secara simultan ,semua bidang fungsional yang terkait dan pemasok dari luar  berpartisipasi dalam semua tahp proses pengembanga. Dari pada dikerjakan melaluitahapan struktural yang tinggi ,tim lintas fungsional beroperasi secara serentak.

2.6       PENYEBARAN PRODUK BARU
Para manager memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memasarkan produk dengan berhasil ,jika mereka mengerti tentang bagaimana konsumen mempelajaritentang produkdan menggunakannya .Seseorang yang membeli produk baru yang belum pernah dicoba sebelumnya kemungkinan akan menjadi seorang pengguna (adaopter) yaitu seorang konsumen yang cukup senang dengan pengalaman pertamanya dalam mencoba produk tersebut dan kemudian menggunakannya kembali.

2.6.1    PENYEBARAN INOVASI (DIFFUSION OF INNOVATION)
Suatu inovasi adalah suatu produk yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh calon pengguna. Sedangkan penyebaran ( diffusion ) adalah proses dimana penggunaan dari suatu inovasi tersebar.
Ada lima katagori dari pengguna yang berpartisipasi dalam proses penyebaran:
1.    Pembaru (innovators), adalah yang pertama sekali yang menggunakan produk. Penemu berkeinginan besar untuk mencoba gagasan dan produk  baru, hampir sama dengan suatu obsesi.
2.    Pengguna awal (early adopters), mereka adalah yang menggunakan produk, walaupun bukan pengguna awal yang pertama kali, mereka benar –  benar menggunakan produk tersebut pada awal sikus hidup produk .dibandingkan dengan pembaharu ,mereka lebih bersandar pada norma dan nilai – nilai kelompok.
3.    Mayoritas awal (early majority), mereka senang mngumpulkan informasi yang lebih sehingga lebih banyak merk dibandingkan dengan pengguana awal, sehingga memperpanjang proses penggunaan produk tersebut. Mereka lebih bersandar pada informasi kelompok tetapi tidak mungkin menjadi pemimpin pendapat bagi dirinya sendiri.
4.    Mayoritas akhir (Late majority), mayoritas menggunakan produk baru karena sebagian besar teman mereka telah menggunakan produk tersebut. Karena mereka juga bersandar pada produk norma kelompok, penggunaan mereka telah terjadi karena tekanan untuk menyamai.
5.    Laggards (terlambat), seperti halnya pembaharu, mereka yang terlambat ini tidak bersandar pada norma kelompok. Ketidaktergantungan mereka berakar  pada keterikatan terhadap tradisi. Karenanya, masa lalu sangat mempengaruhi keputusan mereka. Ketika mereka yang terlambat menggunakan inovasi, mungkin juga sudah ketinggalan zaman dan digantikan dengan sesuatu yang lainnya

2.6.2    KARAKTERISTIK PRODUK DAN TINGKAT PENGGUNAAN
Lima karakteristik produk yang dapat digunakan untuk memperkirakan dan menjelaskan tingkat penerimaan dan penyebaran produk baru adalah sebagi berikut:
1.    Kerumitan (complexity), tingkat kesulitan yang teribat dalam pemahaman dan penggunaan produk baru. Makin rumit produk tersebut, makin lamban proses penyebaran nya
2.    Kesesuaian (compatibility), tingkat dimana suatu produk konsisten dengan nilai yang ada dan pengetahuan tentang produk ,pengalaman masa lalu ,dan kebutuhan saat ini.
3.    Keuntungan Relatif (relatif advantage), tingkat dimana produk tersebu tdianggap lebih baik dari produk yang ada.
4.    Pengamatan (observability), tingkat diman manfaat atau hasil lainnya dari penggunaan produk dapat diamati oleh pihak lainnya dan dikonsumsikan ke target konsumen.
5.    Dapat dicoba (trialability), tingkat dimana suatu produk dapat dicoba pada batas tertentu.
  

DAFTAR PUSTAKA

Lamb , Hair , McDaniel (2001). Pemasaran Buku 1.Salemba Empat , Jakarta.
Foster,DW (1974). Prinsip –Prinsip Pemasaran. Erlangga,Jakarta
Pardede,Pontas M (2003). Manajemen Operasi dan Produksi. Penerbit Andi ,Jakarta
hairun-nisya.blogspot.com/2012/10/proses-pengembangan-produk-baru.html





1 komentar: