Sabtu, 24 November 2012

Antara aku, kamu dan kita ^___*

Langkah-langkah kaki yang tercipta
berharap dengan keteguhan dan kekokohan iman
demi sebuah keinginan
akan terciptanya perubahan
proses menuju perbaikan

Semua berawal dari sini
Langkah-langkah kecil yang dinanti
Semua berawal dari sini
harapan ini segera terwujud esok hari


Semoga kelak kita menjadi insan-insan Qurani
Menjadi Generasi Qurani yang tangguh dan siap berbakti
untuk agama, bangsa dan ibu pertiwi

menjadi generasi sholehah
yang kelak melahirkan jundi-jundi yang gagah
menjadi penerus penggerak risalah dakwah

dengan bekal ilmu
menguatkan ukhuwah yang saling berpadu
bersiap membangun negeri yang sedang menunggu
Ya ALLAH
Hanya kepadaMulah semua pengharapan
ijinkanlah ini adalah awal kebaikan
mencetak sejarah kehidupan
melanjutkan perjuangan
menggapai cita-cita masa depan

Adinda-adindaku tersayang
semoga kian hari ALLAH mantapkan hati kita
untuk menjadikan kita wanita yang tak sekedar muslimah
tetapi sebagai bidadari surga
wanita sholehah

dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)]. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana (AL Anfal: 63)

Engkau yang berhak menautkan hati-hati kami Ya Rabb
Engkaulah yang berhak atas jiwa-jiwa kami
maka ijinkanlah sekeping cinta menghiasi hati-hati kami
untuk menautkan diri, bersatu dalam ikatan suci
menuju Cinta Tertinggi Ilahi Rabbi

Ya Allah,…
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui,
bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa dalam ketaatan kepada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah kepada-Mu,
telah berpadu dalam membela syari’at-Mu.


Maka kokohkanlah ya Allah, ikatannya,
kekalkanlah kasih sayangnya,
tunjukilah jalan-jalannya,
penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tiada pernah pudar.


Lapangkanlah dada kami dengan limpahan
keimanan kepada-Mu dan keindahan tawakkal kepada-Mu.
Nyalakan hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu,
matikanlah kami dalam syahid di jalan-Mu.


Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.


Merindumu Murobbiyahku....

Jreeeng jreng jreeengg....
Lama banget rasanya enggak nengokin rumah tercinta.... hyaaa,,,
padahal menulis itu enggak harus nunggu ada ide baru bisa nulis yak... fuffuufuuu

Baiklah kawanfillah... entah kenapa akhir-akhir ini lagi kepingin ngebahas sesuatu yang berkenaan dengan yang disebut... halahhhh.,, apaan sih >.<

Baiklah Bismillahirrahmanirrahim....
kutuliskan kembali beberapa pesanmu ummi, murobbiyahku tersayang
yang selalu kurindukan, meskipun kini aku jauh di rantauan

kata ummi saat pertama kali jumpa
"Sholihah,,, jangan pernah merasa berat untuk melangkahkan kaki kita untuk dakwah ini, jangan pernah mengeluh berat beban dipundak, masih ada ALLAH tempat meminta dan memohon pertolongan dan kekuatan, maka sudah seharusnyalah kita dengan semangat menggelora, mengambil peran berharap dicatat sebagai amal kebaikan, dan dikumpulkan di surga"

saat hati tak menentu susah memaafkan
"sholihah... tauhah kalian berdamai dengan hati itu indah, dan memaafkan itu sangat indah. masih ingatkah kalian dengan cerita sahabat yang dijamin masuk surga hanya karena tiap malam dia bermuhasabah diri, dan mengikhlaskan apa saja yang saudaranya lakukan padanya, baik itu sengaja ataupun tidak. oleh karena itu sholihah, mari kita terus belajar untuk berdamai dengan hati dengan memaafkan, dengan mengikhlaskan"

kata ummi saat negur kita-kita yang lagi doyan ngupdate status
" Sholihah,,, untuk apa kita buat status-status isi hati kita di jejaring sosial, apa manfaatnya kita berbagi keluhan di sana? apa gunanya kita cerita aktivitas kita, apa hobi kita, sekarang sedang apa, dan seterusnya, seberapa penting orang lain harus tahu kita sedang menyukai objek apa, atau kita sedang benci dengan objek apa. terkadang kita dengan santainya berbagi keluhan kekesalan kita menyangkut orang lain, meskipun tersirat tak tersebut nama si fulan atau fulanah, tapi kemudian pernahkah terpikir oleh kita, semua ini bisa menimbulkan prasangka-prasangka negatif, muncul anggapan-anggapan negatif, bisa muncul fitnahan-fitnahan tak terduga, sehingga mungkin di awal kita tak menyebut namanya, namun tanpa disadari perlahan-lahan kita sudah memakan bangkai saudara kita, maka berhati-hatilah terhadap apa yang kau ucap dan apa yang kau tuliskan."

Ummi... aku ingin sepertimu, yang hafal apa kesukaan anak didikmu, hafal kapan ulang tahunnya, yang sabar dan telaten pada anak-anaknya. yang lemah lembut, tidak pernah menyampaikan kebencian. yang selalu menampakkan senyuman ketulusan. Ummi... semoga sehat selalu

Sabtu, 10 November 2012

Hikmah Penciptaan Alam Semesta dalam Enam Hari (1)


Hikmah Penciptaan Alam Semesta dalam Enam Hari (1)
REPUBLIKA.CO.ID, Alam semesta beserta segala isinya diciptakan Allah SWT dalam waktu enam hari.
Sebagaimana Firman Allah, “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa), lalu Dia bersemayam di atas Arsy.” (QS. Al-A'raf: 54).

Namun apa yang dimaksud dengan enam hari dalam ayat tersebut? Apakah sama hitungan enam hari yang dimaksudkan dalam ayat tersebut dengan hitungan hari yang kita pakai sekarang?

Mengenai hal ini, Syekh Yusuf Qardhawi menjelaskan, hari-hari yang tersebut dalam ayat di atas bukanlah hari-hari yang kita lalui saat ini. Ukuran sehari semalam dalam hitungan kita ialah dua puluh empat jam. 

Namun, hitungan hari-hari kita ini baru ada setelah diciptakannya bumi dan matahari, juga setelah terjadinya malam dan siang. Maka bagaimana mungkin bumi diciptakan dalam hari-hari tersebut?

Dalam SuraH Fushshilat ayat 9-12 disebutkan secara lebih rinci lagi mengenai penciptaan makhluk oleh Allah dalam enam hari. Yang dimaksud "hari” dalam ayat tersebut ialah masa yang tidak ada yang mengetahui berapa lamanya selain Allah, yang dalam waktu itu suatu pekerjaan selesai dengan sempurna. 

Enam hari bisa berarti enam daurah Jalakiyah (perputaran bintang), bukan yang berhubungan dengan perputaran matahari, yang juga tidak kita ketahui, atau berarti enam tahap penciptaan atas semua makhluk. Semua itu mungkin saja terjadi, karena bahasa mendukungnya, dan agama pun tidak menghalanginya.


Kamis, 24 Mei 2012

Ajari Aku tentang Ukhuwah

Aku awwam apa itu islam
Tak seperti kalian penghafal Al Qur'an
Tak seperti kalian penghafal hadist ribuan
Buku-buku tebal habis dilibas seharian
Tak ada hari tersisa tanpa kajian


Aku bukan pula yang paham apa itu ukhuwah 
Yang kata kalian ukhuwah itu jalinan cinta
Kasih sayang karna iman
Menyejukkan, menenangkan 
Lebih dekat melebihi ikatan kekeluargaan


TAPI, aku bingung
kenapa kalian yang hendak menjadi teladan
Habis waktu berdebat tak tentu
Saling mencari pembenaran
ataukah memang ini pekerjaan harian


Tak jarang saling menyalahkan 
Tutup telinga tak lagi dengar saran
Kritikan pun tak mempan
kata-kata santun tak lagi terdengar
Semua sibuk menyalahkan


Kupikir syetan bersorak kegirangan
"Tak usah digodapun, mereka saling menghantam"
Sedang musuh-musuh Islam
datang tak ada yang menghadang
Ditusuk dari belakangpun tak ada yang mampu menghindar
Lengah sibuk dengan perdebatan


Kemanakah kelemahlembutan?
Seperti yang diajarkan Nabi
Yang dengan sabar menyuapi Yahudi buta
Kemanakah lembutnya hati
Yang membuat muhajirin dipersaudaran dengan Anshor


Kutemukan Kalam CintaNya"
" dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang beriman) walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Allah Maha Gagah lagi Bijaksana" (Al Anfal: 63)


Kawan, ajari aku makna ukhuwah
yang membuatku iri tak tertahankan
Saat wajah saling bertatap, teduh menentramkan
Menyapa dengan salam, senyum ketulusan


Kudapati cerita cinta, yang Abu Daud meriwayatkannya:
"Ya Rasulullah, aku mencintai dia"
"Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya? Tanya Nabi
" Belum"
"Nah... beritahukan kepadanya"
Sahabat itupun segera berkata pada saudaranya
" Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah"
dengan serta merta saudara itu menjawab
" Semoga Allah mencintaimu karena Engkau mencintaiku karenaNya"


Sungguh ajari aku apa itu ukhuwah
Yang membuat iri para nabi dan syuhada
Meski tanpa ada ikatan keluarga
Berkumpul dalam naungan cintaNya
tanpa motivasi materi ataupun dunia
yang wajahnya bercahya dan berada di atas cahaya


Dan jangan ajari aku apa itu keegoisan
kata-kat penyiksaan pembuat luka
Jangan ajari aku apa itu ejekan
Kata-kata penyayat luka perlahan
Jangan ajari aku apa itu dendam
Kata-kata permusuhan


Kawan... Ajak aku ke gerbang hidayah
Perlahan bertemu sabar, syukur dan istiqomah
Ajak aku bertemu dengan Iman
Ajak aku bersamamu untuk berjuang 
bersatu padu bersama cinta dan kasih sayang
Bergegas menjemput kemenangan 




_Syahidah