Kalau saya ceritakan bagaimana kisah saya akhirnya memilih berjilbab "RAPI" dengan kata lain (semoga) sudah masuk kategori Syar'i, tidak ada yang spesial, waktu SD memang sekolah di madrasah jadi sudah pakai jilbab, tapi dulunya memang kalau sekolah aja, tapi sejak kelas 6, kakak laki-laki saya dengan entengnya menyuruh saya membiasakan diri pakai jilbab. meskipun belum rapi tapi saya tidak pernah pakai jilbab yang pendek, Alhamdulillah selalu menutup dada, tapi masih sering pakai celana. baru saat saya masuk kelas 1 SMP, yang kebetulan juga di Madrasah Tsanawiah, saya baru memakai Jilbab yang syar'i, bukan karena permintaan atau saya sadar bagaimana menggunakan jilbab yang benar, tapi karena ibu saya membelikan saya kain yang lebar buangeeeetttt terus dijahit jadi gamis yang cantikkkk hehe... sudah saya bilang tak ada yang spesial kokkkk :D
Tapi bukan itu yang akan saya ceritakan di sini. beberapa waktu lalu saya pulang kampung, kebetulan naik Bus. karena jumlah bus yang akan saya naiki ini terbatas jumlahnya dan hanya ada sejam sekali, jadi harus sabarrrr nungguin di Terminal. bau kendaraan bermotor, teriakan kondektur bis antar kota, lalu lalang asongan menjajakan dagangan, debu yang beterbangan, panas yang menyengat, asap rokok yang bisa bikin eneg, orang yang kesana kemari bawa barang berkardus-kardus, tas ransel atau tanpa tentengan apapun, apalagi kira-kira yang bisa menggambarkan sebuah Terminal Bus, di salah satu Kota Besar di Indonesia. karena di sana tidak ada tempat duduk untuk menunggu, jadilah saya duduk di pinggiran trotoar tempat bus tujuan saya nanti berhenti menunggu penumpang, sambil melihat kiri kanan. awalnya tak ada yang menarik, begitu-begitu saja. tapi kemudian ada yang membuat saya jengkel, risih dan sebangsanya.
sekitar 15 menit setelah saya menunggu lama, tiba-tiba ada seorang perempuan yang akhirnya saya tahu dia baru saja lulus SMA hendak berkunjung ke rumah saudara, saya tahu karena akhirnya di dalam bis kita sebelahan. terus apa yang membuat saya jengkel? sebut saja dia Fulanah, dengan membawa tas pakaian ukuran cukup besar, dengan tampilan anak gahul jaman sekarang, celana pensil, baju agak ketat, rambut panjang yang dikuncir kuda, cuma Fulanah tak pakai kosmetik, tapi kayaknya cuma pakai bedak. cerita bermula saat Fulanah tanya ke salah satu pedagang asongan "Pak, Bus ke kota xxxxxx di sini ya?" Sebut saja pak Asongan itu A, "Iya Mbak, di sini mbak.. sini-sini mbak saya bantu" ujar Pak A pada Fulanah. awalnya saya biasa aja lihat adegan itu, tapi kemudian semakin lama semakin ahhh sudahlah, pak A yang memang tak terlalu muda, juga tak terlalu tua itu terus2an nanya ke Fulanah dengan hal yang g penting, nanya rumahnya mana, mau kemana, namanya siapa de el el... seriusss risih. Melihat pak A yang Pak B (Asongan yang lain) datang mendekat ke arah Fulanah juga sambil duduk di depan si Fulanah "Mbak ati-ati mbak, jangan percaya sama si A itu, ati-ati kalau di Terminal... bla bla...." yang ujungnya sama aja sama pak A tadi yang nggodain si Fulanah. Dan Fulanah ngapain??? kelihatan Fulanah risih tapi gak tahu ngapain, jadinya diem sesekali menjawab pertanyaan si pak asong. gak cukup pak B yang ikutan Pak A, datang lagi asongan-asongan lain sok-sokan SKSD sama si Fulanah. nggak ngerti apalagi yang mereka katakan, saling menimpali lah satu sama lain.
Jujur saya sebagai perempuan merasa terhina, pingin marah terlebih saya belum bisa berbuat apa2 >.< saat saya melihat saudara saya digoda seperti itu, untungnya tak berselang lama bis yang kami tunggu tiba jadi si Fulanah bisa bebas dari godaan2 gak jelas kayak gitu. ada yang menarik saat peristiwa itu, di samping Fulanah ada seorang perempuan berjilbab, anggun dilihat, jilbabnya rapi. bila dibandingkan dengan Fulanah, tak kalah cantiklah. tapi kenapa si bapak-bapak Asongan itu nggak SKSD sama mbak berjilbab itu? mbaknya ramah kok, lawong saya senyum saja mbaknya balas senyum ke saya hehe. lalu apa alasannya??? ahh iya, ada yang berbeda dengan mbak ini dengan si Fulanah, iya bener. Jilbabnya... Jilbabnya yang melindungi si mbak cantik itu dari godaan lelaki, jilbabnya tak sekedar menutup aurat, jilbab sebagai melindungi wanita dari kejahatan. Jilbab yang syar'i juga bisa buat sholat jadi gak usah bawa mukena hehe, Jilbab itu membantu para kaum adam untuk menjaga matanya untuk melihat hal-hal yang dilarang.... Ahh iya, jilbab itu istimewa, seistimewa dirimu #eeaaa.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu & isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah utk dikenal, karena itu mereka tak di ganggu. & Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Ahzab: 59)
Adanya Allah sudah memerintahkan bukan tanpa alasan, karena Allah teramat cinta pada hambaNya, hingga ingin selalu hambaNya terjaga, menjadi terhormat di dunia dan diakhirat. Jika memang belum berjilbab karena belum siap, siap seperti apa yang harus ditunggu sedangkan para Shohabiyah begitu bersegera saat turunnya ayat untuk berjilbab bagi seorang muslimah. Jika yang jadi alasan karena tak ada dana untuk membeli jilbab, niat baik insya Allah akan dimudahkan selama masih mau berikhtiar... ahhh jangan terlalu banyak mengurai alasan begitu kira-kira kata teman. kalau memang bisa disegerakan maka segerakanlah, sebelum akhirnya penyesalan di akhir hayat. demikianlah pemirsa yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat :)
Pejuang Syahidah