Jumat, 03 Februari 2012

Gawat Janin (Fetal Distress)

gawat janin
Gawat janin menunjukkan suatu keadaan bahaya yang relatif dari janin yang secara serius, yang  mengancam kesehatan janin.1 Istilah gawat janin (fetal distress) terlalu luas dan kurang tepat menggambarkan situasi klinis. Ketidakpastian dalam diagnosis gawat janin yang didasarkan pada interpretasi pola frekuensi denyut jantung janin menyebabkan munculnya isti­lah-istilah deskriptif misalnya “reassuring” (meyakinkan) atau “nonreassuring” (meragukan, tidak meyakinkan).2 Gawat janin  juga umum digunakan untuk menjelaskan kondisi hipoksia yang bila tidak dilakukan penyelamatan akan berakibat buruk yaitu menyebabkan kerusakan atau kematian janin jika tidak diatasi secepatnya atau janin secepatnya dilahirkan. Hipoksia ialah keadaan jaringan yang kurang oksigen, sedangkan hipoksemia ialah kadar oksigen darah yang kurang. Asidemia ialah keadaan lanjut dari hipoksemia yang dapat disebabkan menurunnya fungsi respirasi atau akumulasi asam. 3
Kegawatan yang kronik dapat timbul setelah suatu periode waktu yang panjang selama periode antenatal bila status fisiologis dari unit ibu-janin-plasenta yang ideal dan normal terganggu. Hal ini dapat dipantau melalui evaluasi dari pertumbuhan janin intar uteri, keadaan biofisikal janin, cordosintesis, dan velosimetri Doppler. (springer)  Gawat janin akut  disebabkan oleh suatu kejadian yang tiba-tiba yang mempengaruhi oksigenasi janin 1. Gawat janin selama persalinanmenunjukkan hipoksia (kurang oksigen) pada janin. Tanpa oksigen yang adekuat, denyut jantung janin kehilangan variabilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi (perlambatan) lanjut pada kontraksi uterus. Bila hipoksia menetap, glikolisis (pemecahan glukosa) anaerob menghasilkan asam laktat dengan pH janin yang menurun.4,5
Sebagian besar diagnosis gawat janin didasarkan pada pola frekuensi denyut jantung. Penilaian janin ini adalah penilaian klinis yang sarna sekali subyektif dan pastilah memiliki kelemahan dan harus diakui demikian. Salah satu penjelasannya adalah bahwa pola-pola ini lebih merupakan cerminan fisiologi daripada patologi janin. Pengendalian frekuensi denyut jantung secara fisiologis terdiri atas beragam mekanisme yang saling berkaitan dan bergantung pada aliran darah serta oksigenasi. Selain itu, aktivitas mekanisme-mekanisme pengendali ini dipengaruhi keadaan oksigenasi janin sebelumnya, seperti tampak pada insufisiensi plasenta kronik, sebagai contoh. Yang juga penting, jika janin menekan  tali pusat, tempat aliran darah terus menerus mengalami gangguan. Selain itu, persalinan normal adalah proses yang menyebabkan janin mengalami asidemia yang semakin meningkat (Rogers dkk., 1998). Dengan demikian, persalinan normal adalah suatu proses saat janin mengalami serangan hipoksia berulang yang menyebabkan asidemia yang tidak terelakkan. Dengan kata lain, dan dengan beranggapan bahwa “asfiksia” dapat didefinisikan sebagai hipoksia yang menyebabkan asidemia, persalinan normal adalah suatu proses yang menyebabkan janin mengalami asfiksia.2
Terdapat beberapa etiologi (penyebab) dari gawat janin.
Etiologi fetal distress- Ibu
a)      penurunan kemampuan membawa oksigen ibu
b)      Anemia yang signifikan
c)       penurunan aliran darah uterin
d)      posisi supine atau hipotensi lain, preeklampsia
e)      kondisi ibu yang kronis
f)       hipertensi
Etiologi – Faktor  Uteroplasental
a)      Kontraksi uterus seperti hiperstimulas dan solusio plasenta
b)      disfungsi uteroplasental
  • infark plasental
  • korioamnionitis
  • disfungsi plasental ditandai oleh IUGR, oligohidramnion
Etiologi – Faktor Janin
a)      kompresi tali pusat
  • oligohidramnion
  • prolaps tali pusat
  • puntiran tali pusat
b)      Penurunan kemampuan janin membawa oksigen
  • anemia berat, misal : isoimunisasi, perdarahan feto-maternal
Kesejahteraan Janin dalam Persalinan
Asfiksia intrapartum dan komplikasi:
  • Skor Apgar 0-3 selama >/= 5 menit
  • sekuele neurologis neonatal
  • disfungsi multiorgan neonatal
  • pH arteri tali pusat 7,0
  • defisit basa arteri tali pusat >/= 16 mmol/L
Fetal distress merupakan asfiksia janin yang progresif yang dapat menimbulkan berbagai dampak seprti dekompresi dan gangguan sistem saraf pusat serta kematian.


Daftar Pustaka
1. Benzion T. 1994. Kapita selekta kedaruratan obstetri dan ginekologi. Jakarta, EGC.
2. Cunningham F, MacDonald P, Gant N, Leveno K, Gilstrap L, Hankins Gea. Intrapartum Assessment.. 2002. Williams obstetrics. Ed.22. Stamford: Appleton and Lange.
3. Hariadi R. Gawat Janin. 2004. Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Ed.1. Surabaya : Himpunan Kedokteran Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
4. Sutrisno, kurnia E. Fetal Distress (Gawat Janin) . Available at: URL:http://kbi.gemari.or.id/indexberita.php?catId=1. Accessed June 27,2009
5. The Cleveland Clinic Foundation. Fetal Distress. Available at : URL: http://my.clevelandclinic.org/healthy_living/Pregnancy/hic_Fetal_Distress.aspx#content. Accessed June 27,2009


0 komentar:

Posting Komentar