Banyak yang mendengung-dengungkan kata-kata "SEMANGAT" satu sama lain. Atau yang bersuara lantang pada diri sendiri, sebagai sebuah simbolis kebangkitan dan bangkit dari sebuah kerapuhan. Lazim, dan sepertinya lumrah. Bukan rahasia umum atau bahkan ya memang sudah menjadi kebiasaan.
Semangat... dia tak harus hadir di awal sebuah perjuangan. Terkadang malah yang terjadi, perjalanan kehidupan kita tak jarang, bukan karena pilihan hidup kita, bukan karena kesenangan kita pribadi. Tapi justru diluar dugaan kita. Iya atau tidak, setidaknya itu yang saya alami selama ini. Banyak hal yang harus saya kerjakan bukan karena saya yang lebih dulu menyenanginya, tapi karna Allah menentukan lain, Allah memberikan jalan perjuangan yang lain, dari arah yang tidak terduga. Sehingga, tak jarang pula ketika harus menjalankan sebuah tugas perjuangan yang telah ditentukan, semangat itu tak jarang datang belakangan. Soal senang atau tidak, sama dengan masalah perasaan atau yang kata orang bernama "Cinta". ya, seperti ungkapan dalam bahasa jawa "Witing Trisno Jalaran saka Kulino". Ya, lama kelamaan kitapun akhirnya akan menyukai pekerjaan kita, amanah kita. Meskipun diawalnya akan terasa berat, kekecewaan karna tak sesuai dengan harapan, Namun ketahuilah, karna sesungguhnya kita tetap wajib mensyukurinya. Karena... Karena kita bukanlah orang-orang biasa yang mengerjakan apa yang mereka sukai, yang mereka inginkan. Karena setiap langkah kita bukan asal, kita berharap bahwa langkah kita meskipun tertatih sekalipun, selalu ada petunjuk dari Sang Penguasa Kehidupan.
Sama halnya dengan keikhlasan, terkadang iapun tak datang bersamaan ketika langkah pertama mulai tergerakkan. Atau mungkin setelah usaipun, keikhlasan juga belum jua hadir menemani langkah-langkah kerja keras menuju sebuah titik penyelesaian.
Begitu bahagianya mereka yang melaksanakan tugasnya atas dasar suka, senang dan cinta. sehingga semangat dan keikhlasanpun tak perlu dicari terlalu jauh, ibarat harta karun, ia tak perlu dicari susah-susah sampai menggali tanah.
Satu hal yang selalu menjadi penyemangatku kawan, diujung sebuah ketidakikhlasan bahkan ketiadaan sebuah asa yang berkecambah, ketika tak ada lagi semangat yang mampu menggerakkan langkah-langkahku yang masih terbatas. Aku masih sangat ingat pesan yang tersimpan lekat "Tetaplah bekerja dan berkarya meski tak ada kata semangat, tetaplah bekerja dan berkarya meski diri dalam batas keputusasaan yang tak berarti... dan tetaplah seperti itu, karna kau tahu, Semangat akan mengikutimu dengan sendirinya, keikhlasan akan hadir menyertainya, tetaplah bekerja, luruskan niat-niat itu, karna langkah kita bukan untuk duniawi semata, karna disana...diujung niat itu hanya untuk Allah dan RasulNya,"
Dan bersyukurlah, ketika semangat dan keikhlasanmu telah datang lebih awal, membersamaimu dengan berawalnya langkah perjuangan itu. Maka, teruslah meminta... teruslah meminta kepada Sang Penggengam Kehidupan. Mintalah untuk menjadikan jiwa-jiwa kita menjadi bagian keistiqomahan yang tak berujung, biarkan dia menyala, biarkan ia tumbuh dengan semestinya. Berikan bahan bakar agar nyalanya tak pernah padam, siram dengan airmata ibadah kita, padaNya... Allah Azza Wajalla, agar dia tumbuh subur tak berhama
" Ya Rabb, berikanlah kekuatan disaat kuat dan lemahku, jangan biarkan jiwaku melemah, sempurnakanlah ikhtiar ini... agar semakin banyak kontribusi hamba untuk dakwah, mudahkanlah dan istiqomahkanlah Ya Rabb... Aamiin"
0 komentar:
Posting Komentar