Nggak menyangka pada akhirnya masuk ke wilayah dunia kesehatan. Ya, ketika sudah menginjakkan kaki di sini. Tidak lain dan tidak bukan. pada akhirnya akan menjadi bagian dari Tenaga Kesehatan di negeri ini. Nyaris sedih gara-gara nggak ketrima di jurusan yang nggak ada hubungannya dengan embel-embel "kesehatannya". percaya nggak percaya, saya lebih senang kalo pada akhirnya bisa di teknik elektro (halah..malah jadi curhat). Ok saatnya fokus
Rasanya memang harus diperbaiki peraturan yang ada di kampus, rumah sakit, puskesmas dan yang lainnya. Belum pernah tahu juga sih secara resmi ada nggak sih sebenarnya peraturannya. Kalau memang ada yang tahu coba kasih tahu saya ya. Ya sapa tahu aja, memang saya yang nggak tahu menahu tentang peraturan ini. Hadeeeh... Peraturan apa sih ukh???
Simpel kok sebenarnya masalahnya. Nggak jauh-jauh dari dunia ke akhwatan. Ya, apalagi kalau bukan soal busananya. yang kata orang, ni kata orang lho ya, " Nggak bisa gerak cepat, liat aja udah gerah, dan sebagainyalah." Buat temen-temen, mbak-mbak, ibu-ibu yang di lingkup wilayah kesehatan pasti nggak asing donk, dengan larangan memakai "Jilbab Lebar menutup dada", dan pastinya ada larangan juga buat pakai "Rok" untuk seragam ngampus apalagi dinas. Biasanya peraturan ini untuk temen-temen perawat, bidan dan gizi. kalau dokter sepertinya tidak ya (mohon koreksi). setidaknya ini pengalaman diri saya sendiri dan beberapa teman. Emang apa sih alasannya kita nggak boleh pakek jilbab lebar, dan rok??? Ah lagi-lagi nggak bisa berkutik karna sistem dan birokrasinya yang masih bisa di bilang "kuno" dan ah tahu sendirilah, posisi mahasiswa tu nggak begitu bisa banyak bergerak kalo sistemnya...ya gitu dah pokoknya.
Suatu hari, ini cerita seorang kawan. Kebetulan dia akhwat, tiba-tiba dipanggil Kajur. Sontak kaget, nggak biasanya dipanggil. Ih waw, nggak taunya ditegur. "Mbak, kamu kan sudah tahu peraturannya, siapa yang mengijinkan pakai rok? pakai jilbab segede itu, kamu nggak pernah baca peraturan bagaiman berseragam di kampus ini.".... Si akhwat menjawab." Maaf bu, sebelumnya saya minta maaf, tapi setahu saya bu, dalam peraturannya itu ada tulisan rok/ celana, jadikan itu tidak jadi apa-apa bu kalau saya pakai rok." Sang Kajur kembali menjawab," Lhoh.. Ya nggak bisa mbak, khusus untuk jurusan ini itu pakai celana, ngerti, pakai rok itu malah bikin ribet, kerja kamu ngak jadi cepet mbak, pokoknya saya nggak mau tahu, besok ganti seragamnya." Jelas si Akhwat nggak bisa melawan dengan kondisi seperti ini, tapi lumayan lucu juga sih katanya." lha katanya nggak boleh pakek rok, lha ni kajur perasaan sekarang pakek rok, lhah ini gimana mksdnya?" (bisiknya dalam hati).
Kalau dipikir-pikir lucu juga sih. belum ketemu juga sih alasan pastinya apa, kalo cuma ribet, kayake nggak juga, fine2 aja, tetep bisa kerja cepat. Ah kampus aja sudah ngelarang, belum lagi pas dinas di rumah sakit, yang mewajibkan memakai celana dan jilbab yang ah itu bukan jilbab menurutku, hnya sekedar penutup kepala. masih mending kalu penutup kepala, lha kadang-kadang mahkota kepala aja masih bisa kelihatan.. hiks..hiks... sampai kapan, sistem ini berlanjut dan tidak segera dibenahi.
Kalau bukan kita yang mengawali memperbaiki siapa lagi?? bukankah begitu ukhti? Okelah, waktu lalu ketika masih menjadi mahasiswa, kita harus nurut dengan peraturan-peraturan itu, meskipun isak tangis, malu di hadapan Rabb kita, biarlah itu menjadi masa yang lalu. dan sekarang, akankah saudari-saudari kita harus merasakan hal yang sama dengan kita? Semoga saja tidak, dan harus tidak! Harus ada yang diubah. Ya, jangan hanya puas selesai dan kemudian bekerja. Namun, ingatlah mereka, jangan biarkan ukhti. Harus ada yang masuk ke wilayah ini, harus ada yang menjadi penentu kebijakan selanjutnya, dan itu bukan mereka yang mendzolimi saudaranya. tapi kitalah yang harus menjadi penentu kebijakan selanjutnya. Mungkin aku, kamu, atau kita semua yang mengambil alih kebijakan itu nantinya. Jangan berhenti dalam satu titik "kepuasan" kemudian kita lupakan generasi selanjutnya.
Dan tak jarang karna tuntutan profesi, banyak yang akhirnya lemah dan goyah. Ya, semoga saja kita bukan menjadi bagian yang berguguran itu. Dan kita tercipta membawa perubahan, untuk diri kita yang lebih baik. dan untuk saudar-saudara kita yang mungkin sekarang menanti kiprah kita. menanti perubahan yang berawal dari diri kita.
Ya muqallibal qulub, tsabbit qolbi 'ala dinika Ya Allah.
wahai Tuhan Yang Maha Membolak-balikkan hati manusia,
tetapkan hati ini untuk selalu dalam agamaMu Ya Allah.
BERGERAK ATAU TERGANTIKAN!
Ta'aruf Yuuk :)

- Pejuang Syahidah
- Kita tidak tahu bagaimana Akhir hidup kita maka Tetaplah Berkarya Hingga Kaki Menapak Surga dan ISTIQOMAHLAH!!!
Total Tayangan Halaman
Feedjit
Jumat, 01 April 2011
Renungku dan Tanyaku (Sejenak Mengingat Perjuanganku di Duniaku)
Published :
07.18
Author :
Pejuang Syahidah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Labels
- akhlak (1)
- anak (1)
- ANC (Kehamilan) (1)
- cinta (14)
- curcol..hihihi (5)
- dakwah (8)
- epidemiologi (1)
- Fiqih (1)
- hikmah (6)
- INC (persalinan) (2)
- matkul fkm (2)
- medis (14)
- motivasi (5)
- nifas (3)
- ukhuwah (9)
- yankes (1)
0 komentar:
Posting Komentar