BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1 PENGELOLAAN DAN
PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi
serta ilmu pengetahuannya yang berkembang dengan pesatnya, pasar telah berubah
dari pasar konsumen ke pasar produsen. Yang artinya pada saat ini konsumen
telah memiliki berbagai produk sejenis yang ingin dibelinya sehinga mereka
bebas memilih. Hal ini juga mengakibatkan produsen sebagai penghasil barang
juga berpacu, berinovasi, bersaing dalam menunjukkan produk yang terbaik, dari
segi harga kualitas, kemasan yang menarik, maupun promosi yang dilakukan.
Dengan
beralihnya pandangan pasar, dan produk sejenis juga sudah banyak yang
dihasilkan produsen, maka para pelaku bisnis juga harus memikirkan bagaimana
cara agar produk yang mereka hasilkan dapat diminati dan disuaki oleh konsumen.
Maka para pebisnis melakukan proses pengembangan dan pengelolaan produk baru.
2.2 KATEGORI - KATEGORI
PRODUK BARU
Istilah-istilah produk baru sering kali
membingungkan karena didalamnya terkandung berbagai macam makna yang sangat
luas. Sebenarnya ada beberapa definisi
yang benar dari istilah kata tersebut. Sebuah produk dikatakan baru bagi dunia,
bagi pasar, bagi produsen atau penjual atau beberapa kombinasi dari kategori
diatas. Ada enam kategori produk baru:
1.
Baru
Bagi Dunia Produk
Dapat disebut sebagai inovasi yang terhenti
(Discontinue Innovation). Produk ini menciptakan pasar secara keseluruhan .Telephon ,
televisi ,komputer danmesin faksimili adalah contoh umum dari produk yang baru
dari dunia.
2. Lini produk Baru
Produk-produk ini adalah produk yang
belum pernah ditawarkan oleh perusahaan sebelumnya, disediakan untuk memasuki
pasar yang sudah terbentuk.
3. Tambahan Lini Produk yang Telah Ada
Kategori ini merupakan kategori
tambahan line dari produk yang telah ada sebelumnya.
4. Peningkatan
atau Perbaikan Produk yang Telah Ada
Pada katagori ini produk yang dibuat
sebelumnya telah ada ,produk yang baru diciptakan adalah perbaikan dari produk
yang diciptakan sebelum produk baru ini.
5. Memposisikan kembali Produk
Pada katagori ini ,produk yang
diciptakan sudah ada,dan yang berubah hanya pemposisian produk ,segmen
yang dituju ,dan pasar baru yang akan dituju
6. Produk dengan Harga Lebih Murah
Produk yang dihasilkan sudah ada
,namun perubahan yang terjadi hanya pada harga produk yang akan dipasarkan
.Dapat lebih murah atau bahkan lebih mahal dari harga sebelumnya.
2.3
PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Kotler dalam bukunya Marketing
Management (2009) mengemukakan bahwa ada delapan proses pengembangan
produk baru yaitu mencakup: pemunculan gagasan (idea generation), penyaringan
gagasan (idea screening), pengembangan dan pengujian konsep (concept
development and testing), pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy
development), analisis bisnis (business analysis), pengembangan produk (product
development), pengujian pasar (market testing), dan komersialisasi
(commercialization). Dalam setiap tahapan proses tersebut, manajemen akan mereview
dan mengambil keputusan apakah lanjut atau menghentikan proses pengembangan
produk baru tersebut.
Menurut
Kotler
dalam buku Marketing (1987), langkah-langkah penting dalam pengembangan produk
yaitu:
1. Pemunculan gagasan idea (idea generation)
Pengembangan
baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan produk baru.
Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen
sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan
produk baru.
2. Penyaringan gagasan (idea screening)
Tujuan
penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan
menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
3. Pengembangan
dan pengujian konsep (concept development
and testing)
Suatu
ide atau gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi
beberapa alternatif konsep produk. Dalam hal ini, konsep produk berbeda dengan
gagasan produk dan citra produk. Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi
kemungkinan produk yang oleh perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar.
Suatu konsep produk adalah versi terinci dari ide yang diungkapkan dalam
istilah konsumen yang punya arti. Sedangkan suatu citra produk (image) adalah
gambaran khusus yang diperoleh dari produk nyata atau calon produk
4. Pengembangan
strategi pemasaran (marketing strategy
development)
Pernyataan
strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke
pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar
sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar,
serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian
kedua dari pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang
direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama.
Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta
sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini
5. Analisis
usaha (business analysis)
Bila
manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan
bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu. Manajemen harus menilai
penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah
memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke
langkah pengembangan produk.
6. Pengembangan produk (product development)
Bila
konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan
pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Bagian
riset dan pengembangan membuat satu atau beberapa versi bentuk fisik dari konsep
produk agar bisa menemukan sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan
dapat diproduksi dengan biaya produksi yang telah dianggarkan.
7. Pengujian pasar (market testing)
Pengujian
pasar ialah keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan kepada
kalangan konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan
penyalur mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas
pasarnya.
8. Komersialisasi
Tahap
komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke
pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan,
dimana, pada siapa, dan bagaimana.
Sedangkan
menurut Kotler factor-faktor yang turut dalam menghambat pengembangan produk
baru adalah:
a. Kekurangan
gagasan produk baru yang penting di area tertentu (mungkin
hanya tersisa sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar).
b. Pasar yang terbagi-bagi (persaingan
ketat menyebabkan pasar terbagi-bagi).
Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka pada
sekmen pasar yang lebih kecil, dan hal ini berarti penjualan dan laba yang
lebih rendah untuk tiap produk.
c. Kendala sosial dan pemerintah (produk
baru harus memenuhi kriteria seperti keamanan dan keseimbangan lingkungan).
d. Mahalnya proses pengembangan produk baru
(suatu perusahaan umumnya harus menciptakan banyak gagasan produk baru untuk
menemukan hanya satu yang layak dikembangkan).
e. Kekurangan modal (beberapa perusahaan
dengan gagasan-gagasan baik tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk
melakukan riset)
f. Waktu pengembangan yang lebih singkat
(banyak pesaing mungkin mendapatkan gagasan yang sama pada saat yang sama, dan
kemenangan sering diraih oleh yang paling gesit).
g. Siklus produk yang lebih singkat (ketika
suatu produk baru berhasil, pesaing dengan cepat menirunya)
2.4 SIKLUS HIDUP PRODUK (PRODUCT
LIFE CYCLES)
Siklus
Hidup Produk (Product
Life Cycles) adalah perjalanan penjualan dari suatu produk dalam masa hidupnya. siklus
hidup produk merupakan suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang
dinamika kompetitif suatu produk.
Suatu produk dinyatakan memiliki siklus hidup, didasari
oleh kenyataan bahwa:
1.
Produk memiliki
umur yang terbatas
2.
Penjualan produk
melalui berbagai tahap yang berbeda, masing-masing memberikan tantangan,
peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjual.
3.
Laba naik dan turun
pada berbagai tahap siklus hidup produk
4.
Produk memerlukan
strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan sumber daya manusia
yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup produk.
2.4.1 TAHAP-TAHAP
SIKLUS HIDUP PRODUK
Siklus hidup produk memiliki 5
tahap, yaitu:
1.
Perencanaan (planning)
Tahap
ini adalah tahap pada saat mana muncul gagasan tentang pembutan suatu
barang atau jasa. Gagasan tersebut
kemudian dipertimbangkan matang – matang dan
kemudian diwujudkan dalam bentuk rancangan akhir barang dan jasa. Karena penjualan
belum ada
maka pada tahap ini
perusahaan masih
rugi dan masih mengeluarkan
biaya – biaya pengembangan. Pada
tahahap ini dibutuhkan modal dalam bentuk uang tunai dalam jumlah besar.
2.
Tahap Perkenalan (Introduction).
Ciri-ciri umum tahap ini adalah
penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistance), persaingan yang
masih relatif kecil, tingkat kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan
modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang
timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang
keliru tentang pasar), biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi
yang masih terbatas.
Strategi pemasaran pada tahap ini
ditujukan untuk membangun kesadaran akan produk secara meluas dan mendorong
konsumen untuk mencoba. Atau dengan kata lain adalah menciptakan primary demand
(permintaan untuk produk baru). Untuk kepentingan ini produk biasanya didesain
dengan model yang terbatas guna menghindari terjadinya kebingungan pada calon
pembeli dan memudahkan mereka mengenal ciri produk dengan cepat.
Strategi yang umum pada tahap ini
adalah mengkombinasi penetapan harga dan kegiatan promosi. Strategi ini ada
empat bentuk, yaitu :
a.
Rapid Skimming Strategy
Strategi ini dilaksanakan dengan
jalan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit
sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang gencar untuk meyakinkan
konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal. Cara ini biasanya
dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil
jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk, konsumen bersedia
membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi pesaing potensial
serta ingin membangun preferensi pada mereknya.
b.
Slow Skimming Strategy
Strategi dijalankan dengan
menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak
mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu tinggi.
Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar
konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga
tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.
c. Rapid Penetration Strategy
Strategi ini dilakukan dengan
menetapkan harga yang rendah dan promosi yang agresif. Tujuan dari strategi ini
adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan memperoleh pangsa pasar
yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, konsumen belum
mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan terdapat
indikasi persaingan potensial yang besar.
d.
Slow Penetration Strategy
Strategi ini dijalankan dengan
menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan yang besar dari
konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak membengkak.
Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat
luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan
persaingan potensial sangat rendah.
3.
Tahap pertumbuhan (growth).
Bila suatu produk telah
melewati tahap perkenalan dengan baik, maka selanjutnya akan memasuki tahap
pertumbuhan. Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
rapid growth dan slow growth.
a.
Rapid
Growth
Tahap rapid growth ini
ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat karena
produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat
mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal.
Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka
keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk
tiruan.
Strategi pemasaran pada
tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan
distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik
segmen pasar baru.
b.
Slow
Growth
Pada tahap ini
penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin menurun.
Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan
oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai
memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada umumnya
dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style
improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin
sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung
menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar
disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri.
4.
Tahap kedewasaan (maturity)
Tahap ini ditandai
dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Normalnya tahap
ini merupakan tahap terlama dalam PLC. Hal ini disebabkan pada tahap ini
pemenuhan inti kebutuhan
oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Sebagian besar produk yang ada saat
ini berada dalam tahap ini, karena itu sebagian besar strategi pemasaran
ditujukan untuk produk-produk dalam tahap ini. Strategi pemasaran kreatif yang
digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu produk disebut innovative
maturity.
Penjualan dalam tahap
ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin
tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang
berbeda dengan lainnya. Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat
pertama disebut growth
maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh
dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa
ditambah. Dalam tingkat kedua, stable maturity, penjualan menjadi mendatar yang
disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba
produk baru yang ditawarkan perusahaan. Pada tingkat ketiga, decaying maturity,
penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk
substitusi.
Ada dua strategi utama
yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan,
yaitu:
a.
Defensive
strategy, yang bertujuan untuk mempertahankan
pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok produk (product category) dari
serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah berupa modifikasi bauran
pemasaran untuk memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih
menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan menghilangkan
kelemahan produk.
b.
Offensive
strategy, yang lebih menitikberatkan pada usaha
perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik. Bentuk strategi ini dapat
berupa modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet kelompok bukan pemakai
(non-user), mengintensifkan penawaran produk kepada non-user, dan merebut
konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi ofensif adalah modifikasi produk,
yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa sehingga semakin menarik
konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu
produk kepada konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih banyak dan
pemakaian yang lebih sering (usaha seperti ini sering disebut dengan product relaunching).
5.
Tahap kemunduran (decline)
Penjualan perusahaan yang semakin
bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan
penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar,
produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar
negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada
tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah
didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri
bagi perusahaan. Alternatif-alternatif tersebut di antaranya adalah :
a.
Menambah investasi agar dapat
mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
b.
Mengubah produk atau mencari
penggunaan/manfaat baru pada produk.
c.
Mencari pasar baru.
d.
Tetap pada tingkat investasi
perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat diatasi.
e.
Mengurangi investasi perusahaan
secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan,
tetapi menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia dan
menguntungkan.
f.
Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian
uang tunai dengan cepat.
g.
Meninggalkan bisnis tersebut dan
menjual aset perusahaan.
2.5 ORGANISASI UNTUK
PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Untuk mengembangkan sebuah aliran yang mantap dari suatu produk baru, suatu
struktur organisasi menjadi sangatlah penting. Walaupun pada
beberapa perusahaan ,manajer puncak cenderung secara pasif menerima
gagasan tentang produk baru ,tidak secara aktif mengumpulkannya. Lebih
jauh lagi ,para manajer sringkai kurang memperoses gagasan yang mereka terima
tersebut ,dan kesempatan menentukan apakah gagasan ini dipertimbangkan
sepenuhnya. Salah satu persyaratan utama untuk melahirkan gagasan baru dengan
sukses memperkenalkan produk baru tersebut adalah adanya dukungan dari
manajemen puncak. Sebagai tambahan , beberapa kelompok atau struktur dalam
organisasi dapat memberikan fasilitas bagi pengembangn dari produk baru . Hal
ini termasuk komitedan departemen produk baru ,tim gabungan, interpreneurs ,dan
perencanaan paralel.
2.5.1
KOMITE PRODUK BARU
Komite produk baru adalah kelompok Ad
– hoc ( khusus ) dimana anggotanya mengelola proses pengembangan
produk baru. Para anggota biasanya mewakili berbagai kelompok funsional
,seperti pabrik , penelitian dan pengembangan ,keuangan serta pemasaran.
2.5.2
TIM GABUNGAN DAN INTERPRENEUR
Tim Gabungan dan Interpreneur adalah kelompok yang berorientasi pada pasar
yang terdiri dari beberapa orang yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu.
Anggota tim termasuk dari bagian pemasaran, peneliti
dan pengembangan yang berfokus pada satu tujuan yang sama yaitu
merencanakan keuntungan perusahaan dengan memasuki bisnis baru. Kelompok ini
lebih sering digunakan untuk menangani untuk bisnis yang penting
dan tugas produk yang tidak
sesuai dengan organisasi yang ada ,yang menuntut lebih banyak pada
sumber keuangan dan
waktu yang lebih lama
untuk mendewasakan nyadibanding
yang dapat diberikan
unit organisasi yang ada , dan
membutuhkan kreativitas
yang tidak dihambat oleh organisasi yang lebih besar.
2.5.3 TIM PENGEMBANGN PRODUK SECARA
SIMULTAN
Tim Pengembangn Produk secara Simultan adalah sebuah pendekatan tim baru
yang berorientasi pada pengembangn produk baru. Pendekatan ini
memungkinkan perusahaan untuk mempersingkat proses pengembangn dan
mengurangi biaya yang terjadi. Dengan pengembangn produk secara simultan
,semua bidang fungsional yang terkait dan pemasok dari
luar berpartisipasi dalam semua tahp proses pengembanga. Dari pada
dikerjakan melaluitahapan struktural yang tinggi ,tim lintas fungsional
beroperasi secara serentak.
2.6 PENYEBARAN PRODUK BARU
Para manager memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memasarkan
produk dengan berhasil ,jika mereka mengerti tentang bagaimana konsumen
mempelajaritentang produkdan menggunakannya .Seseorang yang membeli produk baru
yang belum pernah dicoba sebelumnya kemungkinan akan menjadi seorang
pengguna (adaopter) yaitu seorang
konsumen yang cukup senang dengan pengalaman pertamanya dalam mencoba
produk tersebut dan kemudian menggunakannya kembali.
2.6.1 PENYEBARAN INOVASI (DIFFUSION OF INNOVATION)
Suatu inovasi adalah suatu produk yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh
calon pengguna. Sedangkan penyebaran ( diffusion
) adalah proses dimana penggunaan dari suatu inovasi tersebar.
Ada lima katagori dari pengguna yang berpartisipasi dalam proses penyebaran:
1.
Pembaru (innovators), adalah yang pertama sekali yang menggunakan produk.
Penemu berkeinginan besar untuk mencoba gagasan dan produk baru, hampir
sama dengan suatu obsesi.
2.
Pengguna awal (early adopters), mereka adalah yang
menggunakan produk, walaupun bukan pengguna awal yang pertama kali, mereka
benar – benar menggunakan produk tersebut pada awal sikus hidup
produk .dibandingkan dengan pembaharu ,mereka lebih bersandar pada norma
dan nilai – nilai kelompok.
3.
Mayoritas awal (early majority), mereka senang
mngumpulkan informasi yang lebih sehingga lebih banyak merk dibandingkan dengan
pengguana awal, sehingga memperpanjang proses penggunaan produk tersebut. Mereka
lebih bersandar pada informasi kelompok tetapi tidak mungkin
menjadi pemimpin pendapat bagi dirinya sendiri.
4.
Mayoritas akhir (Late majority), mayoritas menggunakan
produk baru karena sebagian besar teman mereka telah menggunakan produk
tersebut. Karena mereka juga bersandar pada produk norma kelompok, penggunaan mereka
telah terjadi karena tekanan untuk menyamai.
5.
Laggards (terlambat), seperti halnya
pembaharu, mereka yang terlambat ini tidak bersandar pada norma kelompok.
Ketidaktergantungan mereka berakar pada keterikatan terhadap
tradisi. Karenanya, masa lalu sangat mempengaruhi keputusan mereka. Ketika
mereka yang terlambat menggunakan inovasi, mungkin juga sudah ketinggalan zaman
dan digantikan dengan sesuatu yang lainnya
2.6.2 KARAKTERISTIK PRODUK DAN TINGKAT PENGGUNAAN
Lima karakteristik
produk yang dapat digunakan untuk
memperkirakan dan menjelaskan
tingkat penerimaan dan penyebaran produk baru adalah sebagi berikut:
1.
Kerumitan
(complexity), tingkat
kesulitan yang teribat
dalam pemahaman dan
penggunaan produk baru. Makin
rumit produk tersebut, makin lamban
proses penyebaran nya
2.
Kesesuaian
(compatibility), tingkat dimana
suatu produk konsisten
dengan nilai yang ada dan pengetahuan tentang produk
,pengalaman masa lalu ,dan kebutuhan
saat ini.
3.
Keuntungan Relatif (relatif
advantage), tingkat
dimana produk tersebu tdianggap lebih baik dari produk yang ada.
4.
Pengamatan (observability), tingkat diman
manfaat atau hasil lainnya
dari penggunaan
produk dapat diamati oleh pihak lainnya dan dikonsumsikan ke target
konsumen.
5.
Dapat dicoba (trialability), tingkat
dimana suatu produk dapat
dicoba pada batas tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Lamb
, Hair , McDaniel (2001). Pemasaran Buku 1.Salemba Empat , Jakarta.
Foster,DW
(1974). Prinsip –Prinsip Pemasaran. Erlangga,Jakarta
Pardede,Pontas
M (2003). Manajemen Operasi dan Produksi.
Penerbit Andi ,Jakarta
hairun-nisya.blogspot.com/2012/10/proses-pengembangan-produk-baru.html