Sabtu, 10 November 2012

Hikmah Penciptaan Alam Semesta dalam Enam Hari (1)


Hikmah Penciptaan Alam Semesta dalam Enam Hari (1)
REPUBLIKA.CO.ID, Alam semesta beserta segala isinya diciptakan Allah SWT dalam waktu enam hari.
Sebagaimana Firman Allah, “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa), lalu Dia bersemayam di atas Arsy.” (QS. Al-A'raf: 54).

Namun apa yang dimaksud dengan enam hari dalam ayat tersebut? Apakah sama hitungan enam hari yang dimaksudkan dalam ayat tersebut dengan hitungan hari yang kita pakai sekarang?

Mengenai hal ini, Syekh Yusuf Qardhawi menjelaskan, hari-hari yang tersebut dalam ayat di atas bukanlah hari-hari yang kita lalui saat ini. Ukuran sehari semalam dalam hitungan kita ialah dua puluh empat jam. 

Namun, hitungan hari-hari kita ini baru ada setelah diciptakannya bumi dan matahari, juga setelah terjadinya malam dan siang. Maka bagaimana mungkin bumi diciptakan dalam hari-hari tersebut?

Dalam SuraH Fushshilat ayat 9-12 disebutkan secara lebih rinci lagi mengenai penciptaan makhluk oleh Allah dalam enam hari. Yang dimaksud "hari” dalam ayat tersebut ialah masa yang tidak ada yang mengetahui berapa lamanya selain Allah, yang dalam waktu itu suatu pekerjaan selesai dengan sempurna. 

Enam hari bisa berarti enam daurah Jalakiyah (perputaran bintang), bukan yang berhubungan dengan perputaran matahari, yang juga tidak kita ketahui, atau berarti enam tahap penciptaan atas semua makhluk. Semua itu mungkin saja terjadi, karena bahasa mendukungnya, dan agama pun tidak menghalanginya.


Kamis, 24 Mei 2012

Ajari Aku tentang Ukhuwah

Aku awwam apa itu islam
Tak seperti kalian penghafal Al Qur'an
Tak seperti kalian penghafal hadist ribuan
Buku-buku tebal habis dilibas seharian
Tak ada hari tersisa tanpa kajian


Aku bukan pula yang paham apa itu ukhuwah 
Yang kata kalian ukhuwah itu jalinan cinta
Kasih sayang karna iman
Menyejukkan, menenangkan 
Lebih dekat melebihi ikatan kekeluargaan


TAPI, aku bingung
kenapa kalian yang hendak menjadi teladan
Habis waktu berdebat tak tentu
Saling mencari pembenaran
ataukah memang ini pekerjaan harian


Tak jarang saling menyalahkan 
Tutup telinga tak lagi dengar saran
Kritikan pun tak mempan
kata-kata santun tak lagi terdengar
Semua sibuk menyalahkan


Kupikir syetan bersorak kegirangan
"Tak usah digodapun, mereka saling menghantam"
Sedang musuh-musuh Islam
datang tak ada yang menghadang
Ditusuk dari belakangpun tak ada yang mampu menghindar
Lengah sibuk dengan perdebatan


Kemanakah kelemahlembutan?
Seperti yang diajarkan Nabi
Yang dengan sabar menyuapi Yahudi buta
Kemanakah lembutnya hati
Yang membuat muhajirin dipersaudaran dengan Anshor


Kutemukan Kalam CintaNya"
" dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang beriman) walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Allah Maha Gagah lagi Bijaksana" (Al Anfal: 63)


Kawan, ajari aku makna ukhuwah
yang membuatku iri tak tertahankan
Saat wajah saling bertatap, teduh menentramkan
Menyapa dengan salam, senyum ketulusan


Kudapati cerita cinta, yang Abu Daud meriwayatkannya:
"Ya Rasulullah, aku mencintai dia"
"Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya? Tanya Nabi
" Belum"
"Nah... beritahukan kepadanya"
Sahabat itupun segera berkata pada saudaranya
" Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah"
dengan serta merta saudara itu menjawab
" Semoga Allah mencintaimu karena Engkau mencintaiku karenaNya"


Sungguh ajari aku apa itu ukhuwah
Yang membuat iri para nabi dan syuhada
Meski tanpa ada ikatan keluarga
Berkumpul dalam naungan cintaNya
tanpa motivasi materi ataupun dunia
yang wajahnya bercahya dan berada di atas cahaya


Dan jangan ajari aku apa itu keegoisan
kata-kat penyiksaan pembuat luka
Jangan ajari aku apa itu ejekan
Kata-kata penyayat luka perlahan
Jangan ajari aku apa itu dendam
Kata-kata permusuhan


Kawan... Ajak aku ke gerbang hidayah
Perlahan bertemu sabar, syukur dan istiqomah
Ajak aku bertemu dengan Iman
Ajak aku bersamamu untuk berjuang 
bersatu padu bersama cinta dan kasih sayang
Bergegas menjemput kemenangan 




_Syahidah

Minggu, 20 Mei 2012

Kekeringan Hati....

Masih terdiam dalam sejuta cara, berusaha mengartikan makna dari kata cinta. Resahnya hati saat terasa hening, tak berasa apa-apa. Hambar, tanpa makna. Tak ada suara-suara riang, atau tawa bahagia. atau bahkan tak mampu mengartikan ini kesedihan ataukah bukan. Pilu? kurasa tidak. hanya terasa kering, tak lagi segar dan menghijau. Tersudut dalam langkah kebimbangan, tanpa arah dan tujuan. Kemana hendak kaki dan pikiran mau? Hilang, tak tahu apa maksud hati.

Tandus, kering. penuh dengan butiran-butiran debu. Buram, tak jelas untuk memandang dan merasakan. sepi, meski ramai hiruk pikuk kehidupan ini.

Tersadar sejenak, rupanya terlalu diri ini bersikap. Terlalu asyik menikmati hidup, lupa akhir arah tujuan. Sendau gurau tak bermakna. Cakap pun sia-sia. Diam hanya melamun tentang dunia. Luangpun hinggap lupa diri. dan sedihpun makin menjadi. Kering, lama Ayat-ayat Cinta tak terbaca. Tak lagi banyak ingat akan akhir hayat, istirahat kekal selamanya. Rumit, sibuk dengan tugas tak pernah habis. harap hanya pada makhluk terbatas. Munajat hanya lepas kewajiban saja. Sunnah hilang terlupakan. Kikir, beralasan hemat. Malas makin berkembang.

Niat bengkok tak jelas kemana tujuan semula. hari-hari sibuk tak ada hasil bermakna. Lelah tak ada guna. Oh... Rupanya. Makin jauh rasanya, makin kering terasa. Tak ada jalan lain selain kembali. kembali perbaiki diri. Berbenah, dan istiqomah. Luruskan yang bengkok, cakap yang bermakna, kerja manfaat. kembali ke jalan kebenaran.

Kamis, 26 April 2012

Tipuan itu Berkedok Cinta

Sungguh benarlah adanya, tak akan habis diperbincangkan bila harus membahasnya, cukup hanya satu kata, namun rupanya satu kata ini sungguh luar biasa, mampu mengubah yang pasif menjadi aktif, yang jauh terasa dekat, yang malas menjadi rajin, yang jauh dari keimanan menjadi sangat dekat, namun bisa juga justru menjerumuskan ke suatu lembah kenistaan. Ya, aku sedang berbicara tentang "Cinta". Basi kah? uhmm... mungkin, tapi beginilah taujih, akan selalu terulang, akan selalu diulang agar semakin kita ingat dan jangan sampai tergelincir sedalam-dalamnya.

Judulnya menarik bukan? menarik dunk...hehe. tulisan ini adalah bagian dari refleksi pada diri sendiri. agar semakin berhati-hati dan semakin berani melakukan perbaikan segera dan secepatnya, sekarang juga!

“Cinta itu bisa menyucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, mendorong untuk berpakaian rapi, makan yang baik-baik, memelihara akhlak yang mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shaleh dan cobaan bagi yang ahli ibadah”.

Rasanya sudah jadi masalah lama yang nggak usai-usai, atau malah justru makin berkembang dan lebih kompleks ceritanya, tak hanya yang ammah saja bahkan yang mengaku aktivis dakwah atau yang hanif saja sudah terserang tipuan bulus ini. Ya, tak dipungkiri, awalnya dari fitrah, namun dilanjutkan semakin mendalam hingga fitrah menjadi sebagai pembenaran.

tak salah memang bila hadirnya cinta pada tiap-tiap manusia, karena memang cinta adalah sebuah hal yang manusiawi sekali, normal dan wajar-wajar saja. Yang menjadi tidak normal adalah ketika aktivitas setelahnya setelah menyadari bahwa "Ya... aku sedang suka dengan.....", yang kemudian ada saja akal-akalan untuk mencari cara agar semakin dekat, ada perasaan ingin memiliki, gayung bersambut cinta bersemi, berbahagialah yang kemudian melabuhkan cintanya, menghalalkan dan membangunnya dalam ikatan pernikahan. Dan berhati-hatilah bila akhirnya tak siap untuk menjadikannya sebuah kehalalan, dan kemudian dibiarkan saja rasa itu semakin berkembang, dilanjut dengan aktifitas saling perhatian, bahkan mirip-mirip seperti orang yang sudah menikah, bermesraan sana sini tanpa ikatan yang sah...Astaghfirullah, Naudzubillah

Ataulah mungkin oknum-oknum aktifis dakwah yang memang sudah semestinya mengerti dan paham tentang ini. Aktifitas yang dituntut untuk bekerja sama antar ikhwan-akhwan, berawal dari berlindung dari "ah biasa aja kok, cuma temenan"... tapi dibalik itu semua ternyata hanya sebuah pembenaran. perhatian-perhatian mulai diluncurkan, sms taujih hanya sebagai kedok agar bisa menyapa (send to all napa), sampai ngebangunin malem2 cuma buat ngingetin bangun malam...Zzzzzz dst.


Seorang penyair berkata:
‎"Demi Allah, saya tak tahu apa saya harus kecam hawa nafsu saya, 
atas cinta, atau mataku yang menggoda, ataukah hatiku
Jika aku kecam hatiku, ia berkata, 'Gara-gara matalah, yang telah memandang'
dan jika aku kecam mata, ia berkata 'Ini kesalahan hati'
mata dan hatiku telah dialiri oleh darahku, 

maka Wahai Rabbku, jadilah penolongku atas mata dan hatiku.


Sungguh tipu daya setan itu sangatlah halus. saat kita menyadari ada rasa yang tidak enak saat semua aktifitas diatas yang "mungkin" pernah dilakukan, sebenarnya itulah signal yang ALLAH berikan agar kita sadar untuk tidak meneruskannya, namun terkadang atau malah seringkali kita berlindung diri dari fitrah-fitrah itu, sehingga kita mencari alasan dalam diri kita sendiri, sehingga tak jarang semua itu hanyalah sebagai bagian pembenaran diri. Ingatlah!!! karena setan akan selalu menjerumuskan kita dengan segala tipu dayanya, yang selau menawarkan kenikmatan untuk nafsu yang semu.


"Rasulullah Saw bersabda: "Ingatlah, bahwasannya syaithan  sudah putus asa untuk disembah di negeri kalian ini. Akan tetapi kalian akan mentaatinya dalam perbuatan-perbuatan yang oleh kalian sendiri dipandang hina, dan syaithan akan meridhainya" (HR. Turmudzi dalam Shahih Sunannya).


 "Sesungguhnya  syaitan-syaitan  itu  hanya  mengajak  golongannya   supaya  mereka  menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala" (Fathir: 6).

Kita tidak akan sempat memberi celah pada setan untuk mengganggu aktivitas-aktivitas kita, karena jelaslah sudah setan adalah musuh yang nyata kita, kenapa sebagai ADK kita dituntut untuk memenuhi target amal yaumi kita, agar tidak ada kegiatan kita yang sia-sia. "Barangsiapa yang tidak menyibukkan diri dengan kebaikan, maka dia akan disibukkan dengan keburukan". ADK full agendanya, kuliah, amanah, dakwah. waktu-waktu luangnya buat ngisi hal-hal berguna. Tilawah, nambah hafalan, baca buku-buku penambah wawasan. Kalau udah sibuk, mana sempat mikirin hal-hal yang kurang berguna. 

“ perempuan – perempuan yang keji adalah untuk laki – laki yang keji, dan laki – laki yang keji adalah untuk perempuan yang keji [pula]. Dan perempuan yang baik adalah untuk laki – laki yang baik, laki – laki yang baik untuk perempuan yang baik [pula]. “ Q.S.An – Nur : 26

Jika kita ingin mendapat pasangan yang baik, maka JADIKAN DIRI KITA BAIK. Jika seorang ikhwan mendambakan akhwat yang sholehah, maka ikhwan tersebut harus menjadi ikhwan yang sholih dulu. Bagaimana bisa seorang ikhwan mendambakan istrinya sekualitas Fathimah, sedangkan dirinya tidak sekapasitas Ali? Bagaimana mungkin mengharapkan istri setabah Hajar dan Sarah, jika dirinya tidak sekokoh Ibrahim. Akhwati…jika kita menginginkan suami sehebat Zubair, maka siapkan diri kita agar memiliki kapasitas seperti Asma binti Abu Bakar. Dan jika berharap suami seperti Muhammad SAW, maka mulai siapkan diri kita seperti tangguhnya Khodijah

Di sini pernah ada rasa simpati
Di sini pernah ada rasa menggagumi
Rasa ingin memiliki
Memasukkanmu ke dalam hati ini
Menjadi penghuni…
Mencoba berlindung di balik fitrahnya hati
Untuk mencari pembenaran diri…
Namun ternyata semua hanya permainan nafsu
Untuk memburu cinta yang semu
Aku Tertipu…
Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang pernah ku tanam
berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang pernah ku tanam
Aku ingin rasa cinta ini
Masih menjadi cinta perawan
Cinta yang hanya aku berikan
Saat ijab qabul telah tertunaikan
Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang pernah ku tanam
Pada seseorang ……
(Jangan Jatuh Cinta- Maidany)
Dan akhirnya, semoga kita mampu bangkit bila sebelumnya kita pernah terjerumus. Kita mampu memperbaiki diri terus menerus. Dan semoga ALLAH selalu menuntun kita serta memudahkan langkah kaki kita untuk terus berpijak pada jalan keistiqomahan di jalan dakwah.
Terakhir mengutip dari kata murobbiya "hakikatnya cinta adalah bukan sebatas rasa, tapi mencintai adalah upaya agar apa yang kita cintai, mencintai dan dicintai ALLAH. begitu juga dengan kita sang pencinta, agar semakin bertambah cinta ALLAH dan semakin cinta kita kepadaNya. Dan bukanlah cinta bila akhirnya mengorbankan harga diri dan agama".

*disudut kota kecil
Pejuang Syahidah
26042012