Bismillahirrahmanirrahim...
Saya awali catatan ini dengan Basmalah, semoga tulisan ini jauh dari duri-duri fitnah yang menjerumuskan. Bila belum lurus niat hamba ini, luruskanlah Ya Rabb. Mohon maaf bila dalam tulisan ini banyak kalimat yang kurang ahsan atau kurang berkenan. Atau mungkin salah.
Saya awali tulisan ini dengan pertanyaan yang mungkin, dan lagi-lagi akan membahas sebuah topik yang sebenarnya sudah biasa diangkat, atau mungkin basi untuk dibicarakan kembali. Tapi kemudian, ada perasaan dalam hati saya yang mendesak saya untuk kembali bertanya. maka saya pilih pertanyaan itu saya rangkum di sini. Bila di tanya kenapa? karena topik yang akan saya angkat tidak akan jauh-jauh dari dunia maya, yang akhir-akhir ini marak untuk dikunjungi, atau sedang asyik-asyiknya digandrungi.
Saya hanya mengajukan 2 pertanyaan. Pertanyaan pertama adalah "Dimanakah batas bercanda dan komunikasi antara ikhwan dan akhwat di dunia maya?". dan pertanyaan kedua adalah " Adakah perbedaan pergaulan antara ikhwan-akhwat di dunia maya dengan dunia nyata." 2 pertanyaan inilah yang jujur membuat saya terdiam cukup lama, karena sejujurnya pertanyaan itu dilontarkan adik tercinta saya yang baru saja membuka akunnya, dan tanpa sengaja membaca beberapa status yang terpampang di berandanya, yang kemudian melihat fenomena aktivis dunia maya yang sedemikian rupa, yang kemudian berakhir dengan sebuah kalimat "Apalah fungsinya menjadi aktivis dakwah di dunia nyata, begitu rapi menjaga hijabnya, tapi di dunia maya seperti liar seperti bukan siapa-siapa". jangan disalah artikan dengan ucapan tersebut, dan terus terang kalimat itu menyayat hati saya. Dan benarkah begitu rupanya??? semoga saja ungkapan itu salah. Semoga
Saya tidak perlu berkata panjang lebar di sini. Karena inti dari tulisan ini adalah 2 pertanyaan di atas. Hanya pertanyaan di atas, yang terus terang masih saya cari jawabannya. Bilapun kemudian kawan-kawan bisa menguraikannya dan berkenan untuk berbagi ilmu dengan saya. dengan senang hati saya yang masih perlu belajar banyak dengan teman-teman semuanya.
Ta'aruf Yuuk :)

- Pejuang Syahidah
- Kita tidak tahu bagaimana Akhir hidup kita maka Tetaplah Berkarya Hingga Kaki Menapak Surga dan ISTIQOMAHLAH!!!
Total Tayangan Halaman
Feedjit
Rabu, 22 Juni 2011
Senin, 06 Juni 2011
Aku Iri Pada Kalian!!!
Published :
18.32
Author :
Pejuang Syahidah
Malam yang cukup dingin, ditemani dengan iringan nasyid yang sengaja kuputar pelan. Karena memang sudah sangat malam, takut mengganggu orang. Malam ini, setelah sore tadi meskipun terlambat atau bahkan terlambat sekali, setidaknya membersamai orang-orang sholeh-ah, menentramkan hati yang rupa-rupanya masih sangat keras sekali.
Kawan, tahukah engkau? Aku sangat iri pada kalian, sungguh sangat iri.
Suatu hari, aku pernah mengintip catatan-catatan kalian, begitu banyak komentar yang tersampaikan. Dan aku tahu pasti, komentar-komentar yang kalian katakan bukan sembarang komentar. Selalu ada yang seru untuk diperbincangkan. Selalu ada nasehat yang tersampaikan. Selalu ada pesan yang ditinggalkan. Akupun pernah membaca beberapa status di akun facebookmu. Subhanallah, sungguh aku iri padamu. Bagaimana tidak, selalu ada ilmu yang tertuang di situ. Selalu ada diskusi seru. Dan aku hanya melihat dari balik layar. Aku begitu takut untuk sekedar meninggalkan jejak di sana, karena aku begitu malu, aku begitu iri dengan kalian.
Kawan, tahukah engkau? Aku sangat iri pada kalian, sungguh sangat iri.
Kupikir semua juga bisa melakukan itu. Andaikan aku boleh berkata jujur. Kawan, aku iri pada semangat dakwah kampus. Bagaimana mungkin tidak? Kuantitas kalian sungguh jauh berbeda dengan kami di sini. Jauh berbeda. Salahkan aku iri? Kalian begitu sibuk menyiapkan berbagai macam agenda. Dengan satu tujuan, bersama-sama.
` Kawan, tahukah engkau? Aku sangat iri pada kalian, sungguh sangat iri.
Kalian sukses menggelar perhelatan akbar, mengundang pemateri handal tingkat nasional. Kalian begitu bersemangat. Dan aku menduga, keuntungan kalian pastilah sangat besar. Ya, aku sangat paham, tidaklah mungkin keuntungan itu sekedar materi. Pasti lebih dari itu?? Iyakan? Aku yakin itu.
Tapi aku tidak mau berhenti pada satu titik keirian itu
Kau tahu kawan, biarpun kuantitas kami jauh berbeda dengan kalian. Tapi kami akan berusaha berjuang melebihi kuantitas kami dalam medan perjuangan. Semangat kami melebihi jumlah yang terbilang. Kami akan tetap rapatkan barisan dalam perjuangan, meskipun badai menerjang. Karena bagi kami hanya ada satu tujuan.
Meski kami harus memulai secara perlahan, tapi kami yakin suatu saat nanti kami akan berhasil menyuguhkan karya kami yang luar biasa. Mencetak generasi-generasi tangguh, GENERASI RABBANI, GENERASI QUR'ANI, menjadi KAMPUS MADANI
Kami akan meniti tangga demi tangga, satu persatu. Berbekal kesabaran, keikhlasan, dengan keistiqomahan, kami akan melalui tahapan-tahapan perjuangan.
Kami yakin... hari itu akan segera tiba, hadirnya generasi-generasi Qur’ani, yang akan menegakkan kalimatullah di bumi jihad tercinta ini. Ya, mungkin bukan sekarang, mungkin sebentar lagi, ya... sebentar lagi. Tak akan lama lagi.
Kami yakin itu, Mimpi-mimpi itu, akan segera menjadi PASTI....
Menyambut momentum yang akan segera tergelar. Saatnya berfastabikhul khoirot mencetak generasi-generasi tangguh estafet dakwah. Mengutip sebuah kalimat “Antum boleh berbangga diri dengan kejayaan dalam memenangkan beberapa lembaga, merebut opini publik, mewarnai berbagai pergerakan, menyelenggarakan banyak seminar, sukses dalam tiap dauroh atau bahkan merekrut banyak simpatisan, TAPI.....Apalah artinya apabila kita meninggalkan kampus, tiada yang mampu melakukannya sebaik antum? Hingga dakwah di kampus ini menemui stagnasi bahkan punah ditelan zaman.”
Keep Speeriiitttt and istiqomah!!!
nahnu du’at qobla kulli syai’in….!!!
Malang,
6 Juni 2011
Kawan, tahukah engkau? Aku sangat iri pada kalian, sungguh sangat iri.
Suatu hari, aku pernah mengintip catatan-catatan kalian, begitu banyak komentar yang tersampaikan. Dan aku tahu pasti, komentar-komentar yang kalian katakan bukan sembarang komentar. Selalu ada yang seru untuk diperbincangkan. Selalu ada nasehat yang tersampaikan. Selalu ada pesan yang ditinggalkan. Akupun pernah membaca beberapa status di akun facebookmu. Subhanallah, sungguh aku iri padamu. Bagaimana tidak, selalu ada ilmu yang tertuang di situ. Selalu ada diskusi seru. Dan aku hanya melihat dari balik layar. Aku begitu takut untuk sekedar meninggalkan jejak di sana, karena aku begitu malu, aku begitu iri dengan kalian.
Kawan, tahukah engkau? Aku sangat iri pada kalian, sungguh sangat iri.
Kupikir semua juga bisa melakukan itu. Andaikan aku boleh berkata jujur. Kawan, aku iri pada semangat dakwah kampus. Bagaimana mungkin tidak? Kuantitas kalian sungguh jauh berbeda dengan kami di sini. Jauh berbeda. Salahkan aku iri? Kalian begitu sibuk menyiapkan berbagai macam agenda. Dengan satu tujuan, bersama-sama.
` Kawan, tahukah engkau? Aku sangat iri pada kalian, sungguh sangat iri.
Kalian sukses menggelar perhelatan akbar, mengundang pemateri handal tingkat nasional. Kalian begitu bersemangat. Dan aku menduga, keuntungan kalian pastilah sangat besar. Ya, aku sangat paham, tidaklah mungkin keuntungan itu sekedar materi. Pasti lebih dari itu?? Iyakan? Aku yakin itu.
Tapi aku tidak mau berhenti pada satu titik keirian itu
Kau tahu kawan, biarpun kuantitas kami jauh berbeda dengan kalian. Tapi kami akan berusaha berjuang melebihi kuantitas kami dalam medan perjuangan. Semangat kami melebihi jumlah yang terbilang. Kami akan tetap rapatkan barisan dalam perjuangan, meskipun badai menerjang. Karena bagi kami hanya ada satu tujuan.
Meski kami harus memulai secara perlahan, tapi kami yakin suatu saat nanti kami akan berhasil menyuguhkan karya kami yang luar biasa. Mencetak generasi-generasi tangguh, GENERASI RABBANI, GENERASI QUR'ANI, menjadi KAMPUS MADANI
Kami akan meniti tangga demi tangga, satu persatu. Berbekal kesabaran, keikhlasan, dengan keistiqomahan, kami akan melalui tahapan-tahapan perjuangan.
Kami yakin... hari itu akan segera tiba, hadirnya generasi-generasi Qur’ani, yang akan menegakkan kalimatullah di bumi jihad tercinta ini. Ya, mungkin bukan sekarang, mungkin sebentar lagi, ya... sebentar lagi. Tak akan lama lagi.
Kami yakin itu, Mimpi-mimpi itu, akan segera menjadi PASTI....
Menyambut momentum yang akan segera tergelar. Saatnya berfastabikhul khoirot mencetak generasi-generasi tangguh estafet dakwah. Mengutip sebuah kalimat “Antum boleh berbangga diri dengan kejayaan dalam memenangkan beberapa lembaga, merebut opini publik, mewarnai berbagai pergerakan, menyelenggarakan banyak seminar, sukses dalam tiap dauroh atau bahkan merekrut banyak simpatisan, TAPI.....Apalah artinya apabila kita meninggalkan kampus, tiada yang mampu melakukannya sebaik antum? Hingga dakwah di kampus ini menemui stagnasi bahkan punah ditelan zaman.”
Keep Speeriiitttt and istiqomah!!!
nahnu du’at qobla kulli syai’in….!!!
Malang,
6 Juni 2011
Jika Komitmenmu Benar-Benar Tulus…
Published :
06.15
Author :
Pejuang Syahidah
“Dan antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah ; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-menunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah janjinya.” [Al-Ahzab 33:23]
1. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus…, maka tidak akan banyak aktivis dakwah yang berguguran di tengah jalan. Dakwah akan terus melaju dengan mulus untuk meraih tujuan-tujuannya dan mampu memancangkan prinsip-prinsipnya dengan kokoh.
2. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus…, niscaya hati sekian banyak orang akan menjadi bersih, pikiran mereka akan bersatu, dan fenomena ingin menang sendiri saat berbeda pendapat, akan jarang terjadi.
3. Jika komitmen aktivis dakwah benar-benar tulus…, maka sikap toleran akan semarak, rasa saling mencintai akan merebak, hubungan persaudaraan semakin kuat, dan barisan para aktivis dakwah akan menjadi bangunan yang berdiri kokoh dan saling menopang.
4. Jika komitmen aktivis dakwah dakwah benar-benar tulus…, maka dia tidak akan peduli saat ditempatkan di barisan depan atau di barisan belakang. Komitmennya tidak akan berubah ketika ia diangkat menjadi pemimpin yang berwenang mengeluarkan keputusan dan ditaati atau hanya sebagai jundi yang tidak dikenal atau dihormati.
5. Jika komitmennya benar-benar tulus…, maka hati seorang aktivis dakwah akan tetap lapang untuk memaafkan setiap kesalahan saudara-saudara seperjuangannya, sehingga tidak tersisa tempat sekecil apa pun untuk permusuhan dan dendam.
6. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus…, maka sikap toleran dan saling memaafkan akan terus berkembang, sehingga tidak ada momentum yang menyulut kebencian, menaruh dendam, dan amarah. Namun sebaliknya, semboyan yang diusung adalah ”Saya sadar bahwa saya sering melakukan kesalahan, dan saya yakin Anda akan selalu memaafkan saya.”
7. Jika komitmen aktivis dakwah benar-benar tulus…, maka semua orang akan sangat menghargai waktu. Bagi setiap aktivis dakwah, tidak ada waktu yang terbuang sia-sia karena dia akan selalu menggunakannya untuk beribadah kepada Allah di sudut mihrab, atau berjuang melaksanakan dakwah dengan menyeru kepada kebaikan yang mencegah kemungkaran. Atau, menjadi murabbi yang gigih mendidik dan mengajari anak serta isterinya di rumah. Aktivis dakwah yang aktif di masjid untuk menyampaikan nasihat dan membimbing masyarakat.
8. Jika komitmennya benar-benar tulus…, maka setiap aktivis dakwah akan segera menunaikan kewajiban keuangannya untuk dakwah tanpa merasa ragu atau bimbang. Di dalam benaknya, tidak ada lagi arti keuntungan pribadi dan menang sendiri.
9. Jika komitmen aktivis dakwah benar-benar tulus…, maka akan muncul fenomena pengorbanan yang nyata. Tidak ada kata ”ya” untuk dorongan nafsu atau segala sesuatu yang seiring dengan nafsu untuk berbuat maksiat. Kata yang ada adalah kata ”ya untuk segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah.
10. Jika komitmen para aktivis dakwah benar-benar tulus…, maka setiap orang yang kurang teguh komitmennya akan menangis, sementara yang bersungguh-sungguh ingin berbuat lebih banyak dan berharap mendapat balasan serta pahala dari Allah. []
posted by : karim
Sumber : Kitab ”Komitmen Da’i Sejati”, Muhammad Abduh
1. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus…, maka tidak akan banyak aktivis dakwah yang berguguran di tengah jalan. Dakwah akan terus melaju dengan mulus untuk meraih tujuan-tujuannya dan mampu memancangkan prinsip-prinsipnya dengan kokoh.
2. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus…, niscaya hati sekian banyak orang akan menjadi bersih, pikiran mereka akan bersatu, dan fenomena ingin menang sendiri saat berbeda pendapat, akan jarang terjadi.
3. Jika komitmen aktivis dakwah benar-benar tulus…, maka sikap toleran akan semarak, rasa saling mencintai akan merebak, hubungan persaudaraan semakin kuat, dan barisan para aktivis dakwah akan menjadi bangunan yang berdiri kokoh dan saling menopang.
4. Jika komitmen aktivis dakwah dakwah benar-benar tulus…, maka dia tidak akan peduli saat ditempatkan di barisan depan atau di barisan belakang. Komitmennya tidak akan berubah ketika ia diangkat menjadi pemimpin yang berwenang mengeluarkan keputusan dan ditaati atau hanya sebagai jundi yang tidak dikenal atau dihormati.
5. Jika komitmennya benar-benar tulus…, maka hati seorang aktivis dakwah akan tetap lapang untuk memaafkan setiap kesalahan saudara-saudara seperjuangannya, sehingga tidak tersisa tempat sekecil apa pun untuk permusuhan dan dendam.
6. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus…, maka sikap toleran dan saling memaafkan akan terus berkembang, sehingga tidak ada momentum yang menyulut kebencian, menaruh dendam, dan amarah. Namun sebaliknya, semboyan yang diusung adalah ”Saya sadar bahwa saya sering melakukan kesalahan, dan saya yakin Anda akan selalu memaafkan saya.”
7. Jika komitmen aktivis dakwah benar-benar tulus…, maka semua orang akan sangat menghargai waktu. Bagi setiap aktivis dakwah, tidak ada waktu yang terbuang sia-sia karena dia akan selalu menggunakannya untuk beribadah kepada Allah di sudut mihrab, atau berjuang melaksanakan dakwah dengan menyeru kepada kebaikan yang mencegah kemungkaran. Atau, menjadi murabbi yang gigih mendidik dan mengajari anak serta isterinya di rumah. Aktivis dakwah yang aktif di masjid untuk menyampaikan nasihat dan membimbing masyarakat.
8. Jika komitmennya benar-benar tulus…, maka setiap aktivis dakwah akan segera menunaikan kewajiban keuangannya untuk dakwah tanpa merasa ragu atau bimbang. Di dalam benaknya, tidak ada lagi arti keuntungan pribadi dan menang sendiri.
9. Jika komitmen aktivis dakwah benar-benar tulus…, maka akan muncul fenomena pengorbanan yang nyata. Tidak ada kata ”ya” untuk dorongan nafsu atau segala sesuatu yang seiring dengan nafsu untuk berbuat maksiat. Kata yang ada adalah kata ”ya untuk segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah.
10. Jika komitmen para aktivis dakwah benar-benar tulus…, maka setiap orang yang kurang teguh komitmennya akan menangis, sementara yang bersungguh-sungguh ingin berbuat lebih banyak dan berharap mendapat balasan serta pahala dari Allah. []
posted by : karim
Sumber : Kitab ”Komitmen Da’i Sejati”, Muhammad Abduh
Sabtu, 04 Juni 2011
JALAN DAKWAH
Published :
05.49
Author :
Pejuang Syahidah
Jalan dakwah itu cukup panjang hingga tak terlihat pangkalnya…
Kereta dakwah akan terus melaju dengan atau tanpa kita…
Akankah kita rela jika tertinggal…?
Di lain sisi…
Banyak aktifis dakwah yang undur diri secara perlahan ataupun ‘minta cuti’
“Akh, ana mau ijin dulu untuk tidak terlibat dalam kegiatan dakwah, ana mau konsen kuliah dulu”
“Ukhti, ana sudah lelah dengan dakwah ini, ana merasa sendiri, ana kecewa, lebih baik ana undur diri saja”
Di bumi yang lain, banyak aktifis dakwah yang futur setelah lulus kuliah, bekerja atau setelah kembali ke kampung halamannya, tak jarang didapati mereka yang dulunya gentol di dakwah kampus kini penampilannya jauh dari yang dulu, tidak mau peduli dengan dakwah bahkan tidak bertegur sapa dengan teman lamanya. Hingga akhirnya orang-orang itu semakin memperpanjang barisan orang-orang futur, naudzubillah…
Dakwah sepanjang hayat…
Dakwah tak hanya di pesantren, kampus dan sekolah
Dakwah harus terus kita serukan kapan saja dan dimana saja
Selama hayat masih dikandung badan
Dakwah tak mengenal usia
tak hanya untuk kaum muda atau mahasiswa
tidakkah kita iri kepada kisah bapak dan anak yang berebutan untuk pergi berperang
sang bapak yang usianya sudah tua merasa tidak ada kesempatan lain lagi
tapi sang anak menjawab “jika bukan karena surga ayahanda,tentu aku lebih mendahulukanmu..”
Istiqomah…. Itulah kuncinya
Sebuah kata yang maknanya cukup berat hingga Rasulullah beruban ketika mendengar ayat tentangnya.
Bagaimana agar kita bisa tetap istiqomah dalam dakwah?
Dan sebenarnya apa saja keutamaan dakwah?
Semoga tausiyah di bawah ini bisa memotivasi kita untuk istiqomah dalam dakwah
Dakwah Sepanjang Hayat
(dapet dari sebuah majelis ilmu, 5 November 2006, oleh Ust.Irwan Budiono)
Kenapa Dakwah?
- Dakwah adalah amal yang “WAH”
3 ciri amal unggulan:
1. tidak banyak yang melakukan
2. wilayah penerima manfaatnya banyak
3. berat untuk dilaksanakan
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS.Al Fushilat:33)
- Dengan dakwah kita memperoleh “IZZAH”
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS.Ali Imron:110)
- Dengan dakwah hidup kita jadi “BERKAH”
Barokah=ziyadatul khoir
4 kunci kebahagiaan hidup:
1. istri yang sholihah
2. rumah yang nyaman
3. kendaraan
4. tetangga yang baik
- Dengan dakwah kita bisa memperoleh “JANNAH”
Gambaran surga berdasarkan Al Qur’an dan hadist diantaranya:
o Menu surgawi: “Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. Dan Itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Az-Zukhruf 71-72)
o Cuaca taman surgawi: “Di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.” (QS. Al Insan: 13-14)
o Bidadari di taman surgawi: “Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar-Rahman:56)
Ternyata untuk terus berdakwah tidak mudah…
Ternyata untuk terus berdakwah perlu mujahadah…
Maka Istiqomah-lah…
Ada wasiat dari Al Qur’an yang memerintahkan kita untuk istiqomah
“…….aamantu billah tsummastaqim…” yakni dari surat Al Ahqaf:13 yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, Kemudian mereka tetap istiqamah, Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.”
Bukti keistiqomahan…
- cambuk dan tombak merobek kulit keluarga Yasir
- peluh bercampur darah membasuhi bilal saat ditimpa batu di bawah terik matahari, dll
Istiqomah berupakan buah keimanan.
Ust.Rahmat Abdullah pernah mengajarkan sebuah do’a: “Ya Allah, jadikan kami penerus mata rantai dakwah untuk generasi sesudah kami. Jangan jadikan kami pemutusnya dengan keengganan dan kemalasan kami.”
Lets Be an ‘Istiqomah Man’
Bekalnya:
- berpuasa di hari yang panas untuk menghadapi hari kebangkitan
- sholat 2 rakaat di tengah malam gelap gulita
- melaksanakan ibadah haji untuk menghadapi cobaan besar
- bersedekah kepada orang miskin
- ucapkan kalimat yang baik dan hindari tutur kata yang tercela
(nasehat Rasulullah kepada Abu Dzar)
Kiat be an ‘Istiqomah Man’:
1. Instal (kerjakan dengan kontinue dan ikhlas): program tahajud, puasa sunnah, sholat jamaah, amal kebaikan, ziswaf, tilawag dan hafalan.
2. Kuatkan amal jama’i
Lihat QS.Ash-Shof(61):4
3. Jaga liqo’at tarbawi kita
Bisa menjaga kestabilan ruhiyah kita (charger ruhiyah)
4. Kuatkan ukhuwah
QS.al Anfal 8:63
Jika kita sedang tidak bersemangat, pandanglah wajah saudara2 kita yg sedang bersemangat
5. Gandakan kesabaran
QS. ali Imron:200
Jangan sampai ada ungkapan “kecewa di jalan dakwah”
http://dakwahkeren.blogspot.com/2008/12/jalan-dakwah-itu-cukup-panjang-hingga.html
Kereta dakwah akan terus melaju dengan atau tanpa kita…
Akankah kita rela jika tertinggal…?
Di lain sisi…
Banyak aktifis dakwah yang undur diri secara perlahan ataupun ‘minta cuti’
“Akh, ana mau ijin dulu untuk tidak terlibat dalam kegiatan dakwah, ana mau konsen kuliah dulu”
“Ukhti, ana sudah lelah dengan dakwah ini, ana merasa sendiri, ana kecewa, lebih baik ana undur diri saja”
Di bumi yang lain, banyak aktifis dakwah yang futur setelah lulus kuliah, bekerja atau setelah kembali ke kampung halamannya, tak jarang didapati mereka yang dulunya gentol di dakwah kampus kini penampilannya jauh dari yang dulu, tidak mau peduli dengan dakwah bahkan tidak bertegur sapa dengan teman lamanya. Hingga akhirnya orang-orang itu semakin memperpanjang barisan orang-orang futur, naudzubillah…
Dakwah sepanjang hayat…
Dakwah tak hanya di pesantren, kampus dan sekolah
Dakwah harus terus kita serukan kapan saja dan dimana saja
Selama hayat masih dikandung badan
Dakwah tak mengenal usia
tak hanya untuk kaum muda atau mahasiswa
tidakkah kita iri kepada kisah bapak dan anak yang berebutan untuk pergi berperang
sang bapak yang usianya sudah tua merasa tidak ada kesempatan lain lagi
tapi sang anak menjawab “jika bukan karena surga ayahanda,tentu aku lebih mendahulukanmu..”
Istiqomah…. Itulah kuncinya
Sebuah kata yang maknanya cukup berat hingga Rasulullah beruban ketika mendengar ayat tentangnya.
Bagaimana agar kita bisa tetap istiqomah dalam dakwah?
Dan sebenarnya apa saja keutamaan dakwah?
Semoga tausiyah di bawah ini bisa memotivasi kita untuk istiqomah dalam dakwah
Dakwah Sepanjang Hayat
(dapet dari sebuah majelis ilmu, 5 November 2006, oleh Ust.Irwan Budiono)
Kenapa Dakwah?
- Dakwah adalah amal yang “WAH”
3 ciri amal unggulan:
1. tidak banyak yang melakukan
2. wilayah penerima manfaatnya banyak
3. berat untuk dilaksanakan
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS.Al Fushilat:33)
- Dengan dakwah kita memperoleh “IZZAH”
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS.Ali Imron:110)
- Dengan dakwah hidup kita jadi “BERKAH”
Barokah=ziyadatul khoir
4 kunci kebahagiaan hidup:
1. istri yang sholihah
2. rumah yang nyaman
3. kendaraan
4. tetangga yang baik
- Dengan dakwah kita bisa memperoleh “JANNAH”
Gambaran surga berdasarkan Al Qur’an dan hadist diantaranya:
o Menu surgawi: “Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. Dan Itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Az-Zukhruf 71-72)
o Cuaca taman surgawi: “Di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.” (QS. Al Insan: 13-14)
o Bidadari di taman surgawi: “Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar-Rahman:56)
Ternyata untuk terus berdakwah tidak mudah…
Ternyata untuk terus berdakwah perlu mujahadah…
Maka Istiqomah-lah…
Ada wasiat dari Al Qur’an yang memerintahkan kita untuk istiqomah
“…….aamantu billah tsummastaqim…” yakni dari surat Al Ahqaf:13 yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, Kemudian mereka tetap istiqamah, Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.”
Bukti keistiqomahan…
- cambuk dan tombak merobek kulit keluarga Yasir
- peluh bercampur darah membasuhi bilal saat ditimpa batu di bawah terik matahari, dll
Istiqomah berupakan buah keimanan.
Ust.Rahmat Abdullah pernah mengajarkan sebuah do’a: “Ya Allah, jadikan kami penerus mata rantai dakwah untuk generasi sesudah kami. Jangan jadikan kami pemutusnya dengan keengganan dan kemalasan kami.”
Lets Be an ‘Istiqomah Man’
Bekalnya:
- berpuasa di hari yang panas untuk menghadapi hari kebangkitan
- sholat 2 rakaat di tengah malam gelap gulita
- melaksanakan ibadah haji untuk menghadapi cobaan besar
- bersedekah kepada orang miskin
- ucapkan kalimat yang baik dan hindari tutur kata yang tercela
(nasehat Rasulullah kepada Abu Dzar)
Kiat be an ‘Istiqomah Man’:
1. Instal (kerjakan dengan kontinue dan ikhlas): program tahajud, puasa sunnah, sholat jamaah, amal kebaikan, ziswaf, tilawag dan hafalan.
2. Kuatkan amal jama’i
Lihat QS.Ash-Shof(61):4
3. Jaga liqo’at tarbawi kita
Bisa menjaga kestabilan ruhiyah kita (charger ruhiyah)
4. Kuatkan ukhuwah
QS.al Anfal 8:63
Jika kita sedang tidak bersemangat, pandanglah wajah saudara2 kita yg sedang bersemangat
5. Gandakan kesabaran
QS. ali Imron:200
Jangan sampai ada ungkapan “kecewa di jalan dakwah”
http://dakwahkeren.blogspot.com/2008/12/jalan-dakwah-itu-cukup-panjang-hingga.html
Untuk yang Berniat Pergi dan yang Telah Pergi
Published :
05.32
Author :
Pejuang Syahidah
Mudah-mudahan kau tak lupa. Dulu masing-masing kita duduk di lingkarannya. Dengan suguhan tilawah, muroja’ah dan materi panah. Mata kecil kita dibuka oleh satu gelombang indah. Gelombang yang disatukan oleh ukhuwah dan digerakkan oleh hamasah. Yang menyeret kita hingga berada dalam lingkaran-lingkaran kecil tarbiyah.
Semoga kau tak melupakan jasa baik gelombang itu. Dia yang memperkenalkan islam pada kita. Saat jiwa yang tumbuh remaja masih lugu. Saat jiwa rawan terseret dunia. Lelap dalam pencarian jati diri. Mereka dan kebaikannya menyelamatkan kita.
Lalu kalau gelombang itu berlabel harokah, maka adalah wajar bila ia berubah. Ia mengalir mengikuti permukaan zaman. Karena ia bukan air yang tergenang.
Lalu kalau banyak fitnah -internal dan eksternal-, maka adalah wajar berlakunya sunnatullah. Kau tak menemukan jama’ah dakwah yang selamat dari fitnah. Sejak dahulu, zaman para nabi, hingga sekarang.
Lalu kalau banyak terjadi perbedaan, maka adalah wajar sekumpulan manusia bertentang faham. Mereka manusia yang bersemangat memikirkan dakwah, kemudian terkumpul banyak gagasan. Dan itu adalah khasanah kekayaan yang luar biasa adanya.
Kini saat serbuan kabar dan tuduhan menghajar gelombang itu, kau memutuskan beralih membawa segenap kekecawaanmu. Sedangkan aku masih di sini, dalam husnuzhonku. Karena berbagai berita itu tak dapat terkonfirmasi olehku.
Tapi ‘alaa kulli haal, kuharap masih ada rasa kasih sayang antara kita. Semoga Rabhithah yang dulu diperkenalkan oleh gelombang itu, masih tertanam dalam hati kita.
Saudaraku, kalau kau masih mempercayai akan adanya orang-orang yang tulus dalam gelombang itu, maka kuminta kau berhenti menyudutkan ia di muka umum. Kalau kau masih percaya bahwa kejahatan mengintai gelombang itu, maka kuminta kau berhenti mengumpan anasir-anasir jahat untuk menghancurkan gelombang itu.
Kalau kritik yang kau berikan, dekatkan mulutmu ke telinga ku! Karena sedikit kritikmu terdengar oleh anasir-anasir jahat, maka anasir-anasir itu akan membuat kritikmu menjadi adonan yang diberi soda kue hingga mengembang dan dibubuhi berbagi bumbu hujatan. Relakah kau mendengar saudaramu dicaci maki?
Kalau kau masih percaya bahwa masih banyak orang yang baik dalam gelombang itu, aku minta kau bersedekah dengan diammu. Kenanglah kebaikan yang pernah diberikan oleh gelombang itu padamu, agar teredam hasrat untuk mengumbar kekecewaanmu.
Dulu gelombang itu telah berbuat baik padamu. Kini, berbuat baiklah pada gelombang itu dengan menahan diri dari melampiaskan kekecewaanmu. Kalau kau mempercayai berita-berita itu, biarlah akhirat mengungkap semuanya. Biarkanlah orang-orang yang -kau percayai masih- tulus bekerja. Mereka adalah orang-orang yang tidak terganggu oleh berita dan tuduhan itu. Mereka orang-orang yang sama sepertiku, tetap dalam husnuzhonnya. Atau mereka orang yang mengerti betul bahwa kebanyakan berita/ tuduhan yang datang itu tidak valid.
Wallahu’alam..,
Semoga kau tak melupakan jasa baik gelombang itu. Dia yang memperkenalkan islam pada kita. Saat jiwa yang tumbuh remaja masih lugu. Saat jiwa rawan terseret dunia. Lelap dalam pencarian jati diri. Mereka dan kebaikannya menyelamatkan kita.
Lalu kalau gelombang itu berlabel harokah, maka adalah wajar bila ia berubah. Ia mengalir mengikuti permukaan zaman. Karena ia bukan air yang tergenang.
Lalu kalau banyak fitnah -internal dan eksternal-, maka adalah wajar berlakunya sunnatullah. Kau tak menemukan jama’ah dakwah yang selamat dari fitnah. Sejak dahulu, zaman para nabi, hingga sekarang.
Lalu kalau banyak terjadi perbedaan, maka adalah wajar sekumpulan manusia bertentang faham. Mereka manusia yang bersemangat memikirkan dakwah, kemudian terkumpul banyak gagasan. Dan itu adalah khasanah kekayaan yang luar biasa adanya.
Kini saat serbuan kabar dan tuduhan menghajar gelombang itu, kau memutuskan beralih membawa segenap kekecawaanmu. Sedangkan aku masih di sini, dalam husnuzhonku. Karena berbagai berita itu tak dapat terkonfirmasi olehku.
Tapi ‘alaa kulli haal, kuharap masih ada rasa kasih sayang antara kita. Semoga Rabhithah yang dulu diperkenalkan oleh gelombang itu, masih tertanam dalam hati kita.
Saudaraku, kalau kau masih mempercayai akan adanya orang-orang yang tulus dalam gelombang itu, maka kuminta kau berhenti menyudutkan ia di muka umum. Kalau kau masih percaya bahwa kejahatan mengintai gelombang itu, maka kuminta kau berhenti mengumpan anasir-anasir jahat untuk menghancurkan gelombang itu.
Kalau kritik yang kau berikan, dekatkan mulutmu ke telinga ku! Karena sedikit kritikmu terdengar oleh anasir-anasir jahat, maka anasir-anasir itu akan membuat kritikmu menjadi adonan yang diberi soda kue hingga mengembang dan dibubuhi berbagi bumbu hujatan. Relakah kau mendengar saudaramu dicaci maki?
Kalau kau masih percaya bahwa masih banyak orang yang baik dalam gelombang itu, aku minta kau bersedekah dengan diammu. Kenanglah kebaikan yang pernah diberikan oleh gelombang itu padamu, agar teredam hasrat untuk mengumbar kekecewaanmu.
Dulu gelombang itu telah berbuat baik padamu. Kini, berbuat baiklah pada gelombang itu dengan menahan diri dari melampiaskan kekecewaanmu. Kalau kau mempercayai berita-berita itu, biarlah akhirat mengungkap semuanya. Biarkanlah orang-orang yang -kau percayai masih- tulus bekerja. Mereka adalah orang-orang yang tidak terganggu oleh berita dan tuduhan itu. Mereka orang-orang yang sama sepertiku, tetap dalam husnuzhonnya. Atau mereka orang yang mengerti betul bahwa kebanyakan berita/ tuduhan yang datang itu tidak valid.
Wallahu’alam..,
Kode Etik Ikhwan Akhwat (KENA)
Published :
05.12
Author :
Pejuang Syahidah
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih memantapkan diri kita dalam jalan dakwah ini dan kita senantiasa berdo’a agar kita istiqomah berada di jalan ini. Shalawat serta salam kepada Nabiullah Muhammad SAW yang telah membimbing dan memberikan suri tauladan dalam beraktifitas di dunia sehingga tidak melanggar syari’at Allah SWT.
Ikhwah fillah yang dirahmati Allah SWT, dakwah meliputi segala aspek kehidupan. Dengan melebarnya sayap dakwah maka dibutuhkan kerja keras yang tidak ringan antar komponen dakwah baik yang ada di struktur lembaga maupun tidak. Dengan semakin lebarnya bidang garap dakwah maka koordinasi/ komunikasi merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri diantara sesama aktifis tidak terlepas apakah antar sesama putra atau putri maupun antara putra dan putri.
Koordinasi / komunikasi saat ini sudah bukan merupakan hal yang sulit dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi. Yang dulu ketika koordinasi kita harus ketemu dalam forum (baca: syuro) maka sekarang tidak perlu ada forum kita sudah dapat melakukan koordinasi baik melalui HP (telpon/ sms) maupun via internet (e-mail/ chating). Sehingga tidak ada alasan lagi tidak bisa koordinasi.
Namun, tiap kemudahan ada cobaan. Salah satu cobaan yang ditimbulkan adalah munculnya benih – benih ketertarikan yang mulai direalisasikan dalam komunikasi diantara putra dan putri.Karena dengan via HP atau internet maka kita bisa koordinasi berdua secara privat tanpa ada yang tahu kecuali yang bersangkutan dan Allah SWT. Tentu kita ingat sebuah hadist :
"Tidak boleh berduaan ditempat sunyi seorang laki – laki diantaramu dengan seorang wanita kecuali wanita itu bersama muhrimnya." (HR. Bukhari – Muslim)
Dan sebuah hadist tentang zina :
"Telah ditentukan bagi manusia nasibnya dengan perzinaan yang akan diterima olehnya dengan pasti yaitu : Dua mata perzinaannya dengan cara melihat (yang maksiat). Dua telinga perzinaannya dengan cara mendengarkannya. Lidah (ucapan) perzinaannya dengan cara mempercakapkannya. Tangan keduanya perzinaannya dengan cara merabanya. Kaki perzinaannya dengan cara melangkah padanya. Hati perzinaannya dengan cara menarik dan bercita – cita padanya, yang kemudian dibenarkan kelaminnya atau menolaknya." (HR. Bukhari – Muslim).
"tresno jalaran soko kulino (suka datangnya dari kebiasaan)", "dari mata turun kehati". Mungkin kalimat – kalimat tersebut sering kita dengar dan hal itu memang bisa saja terjadi bahkan bagi seorang aktifis dakwah sekalipun. Ikhwahfillah, untuk menjaga diri kita dari mendekati perbuatan yang menjadi penghambat dakwah maka kami membuat sebauh etika koordinasi. Diharapkan Draft KENA (Kode Etik putra putri) ini dapat menghasilkan maslahat yang banyak ,tentu kita ingat sebuah hadist :
Umat Islam terikat dengan perjanjian yang dibuat sesama mereka, kecuali perjanjian yang isinya mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram (HR Ahmad dan Abu Dawud).
'Urf atau tradisi atau aturan lain dapat dijadikan produk hukum selama tidak melanggar Syariah. Adapun butir – butirnya adalah sebagai berikut :
Dalam pelaksanaan syuro’ :
* Terlaksana jika minimal dihadiri oleh 2 putra dan 2 putri
* Semua peserta mengetahui agenda syuro
* Memperhatikan adab – adab syuro’, diantaranya :
- Pembukaan
- Tilawah
- Agenda syuro dan pembahasan
- Kesimpulan
- Taujih
- Penutup, dengan do’a penutup majelis
* Tidak banyak bercanda, mohon berhati – hati dalam bercanda
* Gunakan intonasi bahasa yang tegas dan jelas (terutama putri)
* Syuro’lah dengan ikhlas, cepat dan tuntas
* Koordinasi di lapangan/ kegiatan (diluar forum)
* Tidak bertemu kecuali mendesak dan penting
* Minimal ada 2 putra dan 2 putra
* Menjaga hati, benarkan niat, jaga pandangan
Via telpon :
* Persiapkan hal – hal yang akan disampaikan ketika akan komunikasi
* Bicarakan hal – hal pokok dan penting, jangan disertai dengan pendahuluan yang tidak ada hubungannya dengan inti pembicaraa
* Menggunakan intonasi bahasa yang jelas dan tegas
* Komunikasi maksimal jam 21.00 WIB
* Durasi telpon maksimal 15 menit.
* Bersihkan niat
Via SMS :
* Gunakan bahasa yang resmi, mudah diterima, informative, padat dan jelas
* Tidak disertai dengan pendahuluan yang tidak ada hubungannyta dengan inti pesan.
* Tidak menggunakan symbol – symbol ‘gaul’, missal : J, :D, :P
* Info syuro disertai dengan agenda
* SMS taujih tidak dikhususkan ke orang – orang tertentu (terutama lawan jenis)
* Tidak banyak guyon dan berlebih – lebihan.
Ikhwah fillah, etika diatas hanya sebuah catatan dari kami yang mungkin perlu kita perhatikan. Saling mengingatkan jangan sampai dakwah ini terhambat atau bahkan mundur karena dosa – dosa kecil yang dilakukan oleh para penggerak dakwahnya.
Dengan adanya etika ini kami berharap kasus – kasus yang terlintas dalam benak kami tidak terjadi. Kami bermaksud untuk mecegah terjadinya penyakit. Dan jika memang sudah terjangkiti kami berharap bisa segera sembuh. Demikian semoga KENA ini bs menjaga fitrah kita sbg manusia.Maka sabda nabi :"Bila tdk ada rasa malu berbuatlah sesukamu"
Wallahu ‘alaam.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
sumber"KENA"
Kamis, 02 Juni 2011
Bersemangatlah dan Tetaplah Berjuang...
Published :
22.50
Author :
Pejuang Syahidah
Terhentak dan tersayat hati ini ketika membaca sms singkat dr orang yg luar biasa. Setidaknya bagi sy. Tidak semua orang mampu "segera" kembali bangkit dari proses pembelajaran yang kata orang bernama "kegagalan". Tidak jarang dan bahkan sering sekali proses ini menimbulkan trauma, keraguan untuk kembali menjalankan ikhtiar, bahkan perasaan takut untuk memulai perjuangan. Bayang2 kata "Gagal" seakan2 menyebabkan ketakutan berlebihan bahkan mungkin mengakhirkan sebuah kalimat "kalah sebelum berperang".
Kembali ke pesan singkat yg mengingatkan sy bahwa jangan pernah berikan peluang pd "putus asa" untuk bersinggah sejenak dihati kita. Jangan pernah! "Mushaib bin Umair menjemput syahidnya setelah 70 luka dalam tubuhnya, andaikan pd luka ke 69 dia menyerah dan menghentikan perjuanganx karna perihnya luka yg diderita,akankah cita2 itu akan menjadi nyata, maka gapailah cita2mu, apapun yg terjadi, meskipun kegagalan demi kegagalan akan datang menghampiri, tetaplah berjuang, niatkan semua karena Allah SWT". Pesan itu masuk menusuk hati, mengisi kekuatan untu bertempur kembali. Mengingatkan sebuah proses, bahwa memang tidak ada pilihan lain kecuali terus berjuang dan mewujudkan impian dan cita2.
Kemudian tiba2 teringat sebuah perjuangan Rasulullah yg luar biasa, ketika bny sekali halang rintang silih berganti, bahkan berkali-kali melewati peperangan yg luar biasa, hinaan dan cercaan sudah brg tentu ada, jgn ditanya musuh2 perjuangannya.
Mengutip dr buku dalam dekapan ukhuwah. "andai muhammad berpikir bahwa banyak kesulitan berarti tak diridhai Allah,bukankah ia akan berhenti diawal2 risalah?"...tapi muhammad tahu, kawan. Ridho Allah tak terletak pada sulit atau mudahnya. Berat atau ringannya, bahagia atau deritanya,senyum atau lukanya, tawa atau tangisnya". "ridho Allah terletak pada apakah qt mentaatiNya,dlm menghadapi semua itu,apakah qt berjalan dg menjaga perintah dan larangNya dalam semua keadaan dan ikhtiar yg kita lakukan". "maka selama di situ engkau berjalan, bersemangatlah kawan" (DDU,343-344)...
Jangan hentikan langkah semasa perjuangan ini. Tetap berjuang menggapai cita2 tertinggi. Biarlah kegagalan menjadi pembelajaran dan pendewasaan. Dan bukankah qt harus menjadi PEMENANG dlm tiap peperangan? Karena surga hanya untuk PEMENANG bukan PECUNDANG. Kembali luruskan niat diri, rapikan yg berserakan, susun strategi unt melalui prosesnya, ikhtiarkan maksimal, libatkan Allah dlm stiap urusan qt. Dan bertawakallah.Allahuma'ana!!!
Kembali ke pesan singkat yg mengingatkan sy bahwa jangan pernah berikan peluang pd "putus asa" untuk bersinggah sejenak dihati kita. Jangan pernah! "Mushaib bin Umair menjemput syahidnya setelah 70 luka dalam tubuhnya, andaikan pd luka ke 69 dia menyerah dan menghentikan perjuanganx karna perihnya luka yg diderita,akankah cita2 itu akan menjadi nyata, maka gapailah cita2mu, apapun yg terjadi, meskipun kegagalan demi kegagalan akan datang menghampiri, tetaplah berjuang, niatkan semua karena Allah SWT". Pesan itu masuk menusuk hati, mengisi kekuatan untu bertempur kembali. Mengingatkan sebuah proses, bahwa memang tidak ada pilihan lain kecuali terus berjuang dan mewujudkan impian dan cita2.
Kemudian tiba2 teringat sebuah perjuangan Rasulullah yg luar biasa, ketika bny sekali halang rintang silih berganti, bahkan berkali-kali melewati peperangan yg luar biasa, hinaan dan cercaan sudah brg tentu ada, jgn ditanya musuh2 perjuangannya.
Mengutip dr buku dalam dekapan ukhuwah. "andai muhammad berpikir bahwa banyak kesulitan berarti tak diridhai Allah,bukankah ia akan berhenti diawal2 risalah?"...tapi muhammad tahu, kawan. Ridho Allah tak terletak pada sulit atau mudahnya. Berat atau ringannya, bahagia atau deritanya,senyum atau lukanya, tawa atau tangisnya". "ridho Allah terletak pada apakah qt mentaatiNya,dlm menghadapi semua itu,apakah qt berjalan dg menjaga perintah dan larangNya dalam semua keadaan dan ikhtiar yg kita lakukan". "maka selama di situ engkau berjalan, bersemangatlah kawan" (DDU,343-344)...
Jangan hentikan langkah semasa perjuangan ini. Tetap berjuang menggapai cita2 tertinggi. Biarlah kegagalan menjadi pembelajaran dan pendewasaan. Dan bukankah qt harus menjadi PEMENANG dlm tiap peperangan? Karena surga hanya untuk PEMENANG bukan PECUNDANG. Kembali luruskan niat diri, rapikan yg berserakan, susun strategi unt melalui prosesnya, ikhtiarkan maksimal, libatkan Allah dlm stiap urusan qt. Dan bertawakallah.Allahuma'ana!!!
Langganan:
Postingan (Atom)
Labels
- akhlak (1)
- anak (1)
- ANC (Kehamilan) (1)
- cinta (14)
- curcol..hihihi (5)
- dakwah (8)
- epidemiologi (1)
- Fiqih (1)
- hikmah (6)
- INC (persalinan) (2)
- matkul fkm (2)
- medis (14)
- motivasi (5)
- nifas (3)
- ukhuwah (9)
- yankes (1)